Nyak Sandang, Penyumbang Pesawat Pertama RI, Bertemu Jokowi
Reporter
Friski Riana
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 21 Maret 2018 23:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memenuhi keinginan Nyak Sandang untuk bertemu dengannya. Presiden menerima Nyak Sandang di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 21 Maret 2018, sekitar pukul 18.25 WIB.
Nyak Sandang adalah salah seorang warga Aceh, yang ikut menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.
Nyak Sandang datang ditemani oleh dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar. Mereka terbang dari Aceh, Selasa, 20 Maret 2018. "Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden," kata Maturidi seperti dikutip dari siaran pers Istana Presiden, Rabu, 21 Maret 2018.
Dalam pertemuannya dengan Jokowi, Nyak Sandang menyampaikan beberapa permohonan kepada Presiden. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak. Jokowi mengatakan akan memenuhi permintaan tersebut. "Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," kata Presiden.
Nyak Sandang yang kini berusia 91 tahun juga meminta kepada Jokowi untuk membangun masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Presiden pun mengatakan akan mengirim tim untuk mengecek kondisi di sana.
Permintaan Nyak Sandang yang ketiga adalah menunaikan ibadah haji. "Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua," lanjut Maturidi.
Terkait hal ini, Jokowi mengatakan akan mengupayakan dan berkoordinasi dengan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. Sembari menunggu kepastian keberangkatan haji, Jokowi pun menawarkan untuk umrah terlebih dahulu. "Mengingat haji kan ada antriannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama," kata Presiden.
Setelah menyampaikan permohonannya, Nyak Sandang kemudian menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia keluaran 1950 yang dimilikinya kepada Presiden.
Pada 1948, Presiden Sukarno berkunjung ke Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka. Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.
Presiden Sukarno lantas menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Presiden Jokowi. "Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami," ucap Nyak Sandang.