Bambang Soesatyo mengatakan kegemarannya mengoleksi mobil mewah dilakukan sejak menjadi wartawan. Saat ia menjadi wartawan pada 1985, ia sudah mulai membeli Volvo sebagai mobil pertamanya. dok. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo heran dengan adanya pihak yang mempersoalkan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pimpinan Partai Solidaritas Indonesia di Istana Negara, pada Kamis, 1 Maret 2018. Bambang berpendapat pertemuan Presiden Jokowi dengan sejumlah partai politik adalah hal biasa.
"Memang masalahnya di mana?" kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 5 Maret 2018, saat ditanya soal polemik pertemuan PSI dan Presiden Jokowi tersebut. Ia pun tak mempersoalkan jika pertemuan tersebut membahas pemilihan presiden 2019.
Menurut Bambang, yang juga politikus Partai Golkar ini, Presiden pun kerap menerima sejumlah pimpinan partai politik di Istana Negara, Jakarta. "Istana telah menerima PDIP, Golkar, dan Gerindra. Kalau terima PSI jadi masalah? Memang di Istana kalau mengundang yang lain tidak ngomongin politik?" kata Bambang.
Sebelumnya, Advokat Cinta Tanah Air melaporkan pertemuan Presiden dengan pimpinan PSI ke Ombudsman dengan tudingan pelanggaran administrasi, Senin siang ini. Mereka mempermasalahkan pertemuan antara keduanya yang membahas pemenanganJoko Widodo dalam pilpres 2019 di Istana Negara.
Pelaporan ini merespons kedatangan Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Ketua DPP PSI Tsamara Amany ke Istana Negara untuk menemui Presiden Joko Widodo pada Kamis, 1 Maret. Grace mengatakan pertemuan itu membicarakan strategi pemenangan Pemilihan Umum 2019 bersama dengan Jokowi.
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan pertemuan tersebut adalah hal biasa. Menurut dia, pertemuan itu silaturahmi setelah PSI dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2019. "Pertemuan itu bukan untuk membuat deklarasi tapi untuk silaturahmi," kata Hendrawan.
Ia juga berpendapat pertemuan Jokowi dengan PSI bisa dijadikan ajang untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap kondisi dan dinamika politik saat ini. "Ini kan PSI, yang isinya anak-anak muda yang semangatnya tinggi," ujar Hendrawan.
Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi
12 jam lalu
Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi
Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.