SETARA: Publik Tak Perlu Khawatirkan Netralitas TNI Polri

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 20 Januari 2018 18:07 WIB

Kapolri Tito Karnavian bersama dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, saat Apel gelar pasukan Operasi Lilin 2017 dalam rangka pengamanan Natal dan Tahun 2018 di Lapangan Silang Monas, Jakarta, 21 Desember 2017. Kejahatan konvensional lain seperti pencurian rumah kosong yang ditinggalkan, perampokan, dan lain-lain juga menjadi target dalam Operasi Lilin 2017. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua SETARA Institute Hendardi menilai kepemimpinan TNI dan Polri saat ini dapat menjamin netralitas dalam pemilihan kepala daerah 2018. Sehingga publik, menurut dia, tidak perlu terlalu khawatir dengan netralitas TNI dan Polri di pilkada.

“Kekhawatiran dapat dimaklumi, tapi jika melihat kepemimpinan pada dua institusi tersebut, jaminan netralitas tampak dipegang teguh.” kata Hendardi pada Sabtu, 20 Januari 2018.

Namun untuk jangka panjang nanti, menurut Hendardi, penyelenggara pemilu perlu membuat mekanisme yang lebih terukur untuk memastikan netralitas TNI dan Polri dalam pemilu. “Misalnya dengan masa jeda beberapa tahun bagi anggota Polri dan TNI untuk bisa ikut berkontestasi dalam politik,” kata dia.

Baca: Banyak Jenderal Ikut Pilkada, KSAD: Jangan Ragukan Netralitas TNI

Untuk jangka pendek, menurut Hendardi, kecemasan akan netralitas TNI dan Polri dalam pilkada mendatang harus dinetralisir dengan kinerja Badan Pengawas pemilihan umum (Bawaslu) dan penegak hukum lainnya memastikan institusi TNI dan Polri tidak beroperasi.

Advertising
Advertising

Ia berpendapat ada dua sisi mengapa partai-partai politik sebagai pusat kaderisasi politik malah memberikan kesempatan-kesempatan politik kepada perwira maupun purnawirawan TNI dan Polri di Pilkada 2018. Dia menyebutkan, di sisi lain hal tersebut karena kegagalan partai politik melakukan kaderisasi dan keberhasilan kepemimpinan TNI dan Polri.

“Jadi karena keberhasilan itu, TNI/Polri meraih kepercayaan publik sehingga memiliki daya elektabilitas untuk berkontes,” kata Hendardi.

Baca: Ancaman Sanksi Bagi PNS yang Tak Netral dalam Pilkada

Pilkada serentak 2018 diramaikan oleh sejumlah figur jenderal aktif maupun purnawirawan dari kesatuan TNI dan Polri sebagai calon gubernur. Fenomena ini dinilai sebagai fenomena baru yang terjadi dalam pesta rakyat lima tahunan itu.

Meski begitu, Direktur Lembaga Monitor Indonesia Ali Rif'an menilai, bukan berarti para jenderal itu memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan calon dari sipil. Sebab, kata dia, kondisi politik saat ini berbeda dengan kondisi di zaman orde baru.

Menurut dia, saat ini perwira tinggi dari TNI maupun Polri yang ikut dalam kancah perpolitikan memiliki potensi yang sama dengan sipil. “Gigi politiknya tidak seperti zaman orde baru. Orde baru perwira maju, sudah selesai semua, sekarang biasa saja, kalau dilihat secara umum,” kata dia kepada Tempo pada Selasa, 26 Desember 2017.

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

15 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

1 hari lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

2 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya