Menteri Kesehatan Jamin Pasokan Vaksin Difteri untuk KLB

Minggu, 14 Januari 2018 05:30 WIB

Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek dalam Acara Puncak Hari Kesehatan Sedunia di Pasar Modern Serpong, Tangerang Selatan, 10 April 2016. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menjamin tiga jenis vaksin, yakni DPT-HB-Hib, DT, dan Td, yang akan digunakan dalam program outbreak respons immunization (ORI), akan cukup untuk menanggulangi kejadian luar biasa difteri di Indonesia.

Baca: Aturan Pemberian Vaksin Difteri untuk Anak dan Dewasa

Nila telah meminta PT Bio Farma, selaku BUMN yang memproduksi vaksin tersebut, meningkatkan kapasitas produksi dari yang tadinya 15 juta vial per tahun menjadi 19,5 juta vial per tahun.

"Cukup. Untuk upaya penanggulangan KLB difteri sebanyak 19,5 juta vial tahun 2018 akan tersedia untuk Indonesia,” ujar Nila, dalam keterangan pers Kementerian Kesehatan, Ahad, 14 Januari 2017.

Nila menjamin hal tersebut setelah memastikan kesiapan produksi PT Bio Farma dengan mendatangi pabriknya yang berada di Bandung bersama dengan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, Wakil Ketua Komisi IX Ermalena, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar.

Kasus difteri di Jakarta, yang sudah masuk kategori KLB, mulai meresahkan masyarakat. Karena itu, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, pada 11 Januari, telah melakukan program ORI di beberapa tempat untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut.

Pencegahan difteri yang paling utama adalah dengan imunisasi. Di Indonesia, program imunisasi difteri sudah dilakukan lebih dari lima dasawarsa.

Vaksin untuk imunisasi difteri ada tiga jenis, yaitu vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td, yang diberikan pada usia berbeda. Imunisasi difteri diberikan melalui imunisasi dasar pada bayi (di bawah 1 tahun) sebanyak tiga dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak satu bulan.

Selanjutnya, diberi imunisasi lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak satu dosis vaksin DPT-HB-Hib. Pada anak sekolah tingkat dasar kelas 1 diberikan satu dosis vaksin DT, lalu pada murid kelas 2 diberikan satu dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas 5 diberikan satu dosis vaksin Td.

Baca: Difteri Cepat Menular, Orang Tua Harus Lakukan Ini

Keberhasilan pencegahan difteri dengan imunisasi sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi, yaitu minimal 95 persen. Munculnya wabah (KLB) difteri kemungkinan karena immunity gap, yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

40 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya