KPK: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Kalah dari Malaysia

Rabu, 25 Oktober 2017 07:29 WIB

Wakil ketua KPK Saut Situmorang, memberikan keterangan kepada awak media, di Gedung KPK, Jakarta, 3 Oktober 2017. KPK menetapkan mantan Bupati Kabupaten Konawe Utara Aswad Sulaiman sebagai tersangka yang diduga menerima uang sebesar Rp 13 miliar terkait kasus dugaan korupsi dalam penerbitan ijin kuasa pertambangan eksplorasi dan eksploitasi serta IUP operasi produksi dari Pemkab Konawe Utara 2007-2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan saat ini indeks persepsi korupsi atau Corruption Perseption Index (CPI) Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga Malaysia. Indeks ini memetakan risiko korupsi di tiap negara.

Mengutip dari hasil rilis Harvard Bussiness Review per Oktober 2017 ini, Saut menuturkan indeks persepsi korupsi Indonesia saat ini berada di angka 37 dari rentang 0-100. Sedangkan negara tertangga seperti Malaysia lebih tinggi atau berada di angka 50. "Kita harus selesaikan banyak hal untuk setidaknya menyamai Malaysia," kata Saut di Yogyakarta, Selasa 24 Oktober 2017.

BACA:Indeks Persepsi Korupsi, KPK: Nangkepin Orang Itu Gak Keren

Hal-hal yang perlu diselesaikan di bidang pemberantasan korupsi itu cukup banyak. Misalnya mengukur ketaatan negara dalam penegakan hukum, mengukur penyalahgunaan wewenang pejabat publik, aktivitas pemidanaan tindak pidana korupsi pada pejabat publik (diadili atau tidak), kesuksesan mengontrol korupsi dan sektor lain yang terkait.

Merujuk rilis tersebut, Saut menuturkan Indeks perespesi korupsi Indonesia itu memang masih jauh bila dibandingkan dengan sejumlah negara eropa dan Amerika. Seperti Denmark yang menduduki indeks persepsi korupsi tertinggi di angka 90, Amerika Serikat indeks persepsi korupsinya di angka 74, Belanda 83, Norwegia 85, dan Swedia 88.

Advertising
Advertising

Saut menuturkan dari hasil penelitian indeks persepsi korupsi itu yang menarik dicermati tak lain diagram pengelompokan negara yang berindeks persepsi korupsi tinggi dan rendah. Negara yang indeks persepsi korupsinya tinggi atau di atas 70 seperti Amerika, Denmark, Belanda, Swedia dan Norwegia terkelompok dalam negara yang menganut sistem kepemimpinan top-down egalitarian.

BACA:Ini Daftar Peringkat Korupsi Dunia, Indonesia Urutan Berapa?

Berbeda halnya dengan negara yang indeks persepsi korupsinya rendah yang cenderung menganut sistem kepemimpinan top-down hirarkial. "Hirarkial itu apa-apa masih menunggu diperintah, termasuk untuk memahami korupsi," ujarnya.

Saut pun mencontohkan saat beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo mengatakan harus mendatangi perbatasan sampai empat kali agar pos pengawasan di perbatasan Indonesia dibangun. Jenjang hirarkial dalam tubuh aparatur negara ini, ujar Saut, dampak buruknya tak memungkinkan pengawasan dilakukan dari bawah ke atas.

Seorang pegawai bawahan tak bisa memprotes perintah atasan yang berperilaku korup. "Saat aparatur negara menganut kepemimpian hirarkial ini, KPK justru menganut sistem egalitarian, jadi pimpinan KPK pun bisa di demo pegawainya jika salah," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

38 detik lalu

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

KPK memeriksa Direktur Utama PT Taspen Antonius N. S. Kosasih dalam kasus dugaan korupsi kegiatan investasi fiktif perusahaan pelat merah itu.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

1 jam lalu

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

KPK membuka peluang menghadirkan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

3 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

4 jam lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

6 jam lalu

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

Jaksa KPK telah melimpahkan surat dakwaan dan berkas perkara dengan terdakwa Eko Darmanto ke Pengadilan Tipikor pada PN Surabaya pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

9 jam lalu

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

Dugaan pembelian senjata oleh ajudan itu diungkap ke persidangan oleh kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, namun jaksa KPK bilang tidak ada.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

15 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

19 jam lalu

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Konflik KPK

23 jam lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

1 hari lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya