Mahyudin: Kita Masih Terjebak pada Masalah yang Rumit

Kamis, 19 Oktober 2017 12:13 WIB

Mahyudin: Kita Masih Terjebak pada Masalah yang Rumit

INFO MPR - Saat memberi sambutan pada Seminar Nasional Fraksi Partai Golkar MPR dengan tema “Revitalisasi Ideologi Pancasila Sebagai Landasan Perjuangan Partai Golkar”, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan rakyat (MPR) Mahyudin mengutip pidato Bung Karno saat di depan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), 1 Juni 1945. Dalam kutipan itu dikatakan untuk merdeka tak perlu mengurus masalah-masalah yang njelimet (rumit). Bung Karno pun dalam kesempatan itu mencontohkan beberapa negara yang rakyatnya masih memprihatinkan tapi tetap memerdekakan diri.

"Karena itu, kita harus merdeka sekarang juga. Merdeka disebut sebagai jembatan emas untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. Sekarang saatnya mencerdaskan dan menyejahterakan rakyat," ujarnya, di Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2017.

Mahyudin mengatakan, meski kondisi Indonesia saat ini lebih baik, tapi di beberapa daerah masih ada anak-anak sekolah tak memakai sepatu, masih ada daerah yang belum ada listrik, dan ada pula daerah yang belum mendapat pelayanan kesehatan memadai. "Ini tantangan kebangsaan kita," ucapnya.

Dia juga memaparkan hasil survei dari Bank Dunia bahwa dalam segi pendidikan, bangsa Indonesia tertinggal 75 tahun dengan negara lain. "Jadi, perlu waktu 75 tahun untuk mengejar dan menyejajarkan diri dengan negara lain," tuturnya.

“Namun melihat kondisi demikian, kita juga malah membicarakan masalah-masalah yang njelimet dan tak substantif. Kita masih memperbincangkan mengenai sekolah lima hari atau enam hari. Harusnya kita membicarakan mengenai fasilitas pendidikan anak bangsa," katanya.

Advertising
Advertising

Di hadapan ratusan mahasiswa dan kader Partai Golkar, Mahyudin memaparkan kembali pidato Bung Karno. Dikatakan, para pendiri bangsa membentuk bangsa dan negara ini untuk semua dan memilih Pancasila sebagai dasar demokrasi.

Dia mengkritik sistem pemilihan langsung. “Pemilihan langsung tak cocok dengan Pancasila. Dengan pemilihan langsung ada kelompok masyarakat yang tak terwakili. Pancasila kan mendorong kita untuk bermusyawarah dan bermufakat,” ujarnya.

Tak hanya soal pemilu yang disorot Mahyudin, tapi juga soal ekonomi. "Sistem ekonomi kita sudah mengarah ke liberal. Sistem ekonomi kita berlandaskan Pancasila. Golkar sudah merancang negara kita dalam usianya yang ke-100 tahun pada 2045 mendatang menjadi negara kesejahteraan, " ucapnya.

Untuk itu, dia berharap seminar tersebut bisa melahirkan ide yang dilaksanakan serta menjadikan Pancasila menjadi perilaku sehari-hari. "Kita menaruh harapan pada Golkar untuk memperjuangkan Pancasila sebagai perilaku masyarakat Indonesia," tuturnya. (*)

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

4 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya