Mahyudin: Perlu Dibangun Kesadaran Kolektif Bangsa untuk Maju

Selasa, 17 Oktober 2017 15:17 WIB

Mahyudin: Perlu Dibangun Kesadaran Kolektif Bangsa Untuk Maju

INFO MPR - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin membuka acara Sosialisasi Empat Pilar MPR, kerja sama MPR dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syah Kuala (PAKU), di aula Gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa, 17 Oktober 2017. Hadir dalam acara ini anggota MPR Fraksi Demokrat, Muslim, anggota MPR Fraksi Golkar, Hetifah Saifuddin, Rektor Unsyiah, para dekan, dan ratusan mahasiswa Unsyiah.

Dalam sambutannya, Mahyudin mengungkapkan soal pentingnya rakyat, terutama generasi muda, untuk memahami kembali Empat Pilar (Pancasila sebagai Dasar Negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara). Mengapa begitu penting, menurut Mahyudin, karena sejak Indonesia memprokalamasikan kemerdekaannya tahun 1945, saat ini Indonesia sudah merdeka selama 72 tahun. Pertanyaan besarnya adalah selama kurun waktu itu apakah bangsa Indonesia sudah mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa? Jawabannya, menurut Mahyudin, masih belum jelas.

Secara kuantitatif bangsa Indonesia pintar, sudah banyak sekali yang berpendidikan tinggi. Namun secara kualitatif masih belum bisa bersaing dengan negara lain yang maju. Karena itu, bangsa ini harus memiliki daya saing dengan negara lain. “Tadi malam, saya baca di media ada pernyataan Menteri Keuangan yang menyatakan hasil survei Bank Dunia menyebutkan Indonesia mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan membaca sekitar 40 tahun dan tertinggal jauh dalam pendidikan science dan teknologi sekitar 75 tahun. Hal ini perlu diwaspadai dan dipikirkan betul-betul,” ujarnya.

Solusinya, kata Mahyudin, adalah perlunya kerja keras semua anak bangsa dalam mengejar ketertinggalan tersebut untuk mengisi kemerdekaan, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa, yakni memberantas kebodohan dan juga kemiskinan. "Untuk itu perlu dibangun kesadaran dan rasa nasionalisme dalam diri masing-masing secara kuat untuk membangun bangsa serta menjadi sebuah kebanggaan, agar kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah salah satu upaya ke arah itu," ucapnya.

Mahyudin menjelaskan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang sedang digalakkan MPR dengan target sasaran berbagai elemen rakyat Indonesia di semua wilayah Indonesia adalah dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3.

Advertising
Advertising

Dalam perjalanannya, walaupun Sosialisasi Empat Pilar banyak mengalami kendala, seperti protes gugatan yang sampai ke Mahkamah Konstitusi dari beberapa pihak tentang penamaan kegiatan yang dulu bernama Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, tapi sampai saat ini sudah banyak elemen masyarakat terutama generasi muda kembali menyadari pentingnya memahami kembali Empat Pilar yang di dalamnya ada Pancasila.

"Sebenarnya substansi sosialisasi adalah empat hal itu yakni Pancasila, Empat Pilar hanya penjudulan saja agar lebih mudah mengingat. Alhamdulillah, setelah berkonsultasi dengan MK judul berubah menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR dipersilakan dan boleh melanjutkan sosialisasi," tuturnya.

Pada intinya, kata Mahyudin, dalam Sosialisasi Empat Pilar tersebut, MPR ingin menanamkan kembali ideologi kebangsaan ini kepada semua lapisan masyarakat agar bisa menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (*)

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

3 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

24 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

32 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

36 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

51 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

52 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya