Presiden Jokowi bersalaman dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo seusai berjalan kaki menuju upacara peringatan HUT TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, 5 Oktober 2017. Selain rombongan kepresidenan, beberapa kendaraan pejabat pemerintah juga terjeba
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden 2019 harus diperhitungkan. Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi meningkat.
"Biasanya kalau petahana kepuasan publiknya masih di atas 60 persen, peluang memenangi kembali pertarungan itu terbuka lebar," kata Yunarto kepada Tempo, Selasa, 10 Oktober 2017. Menurut dia, tingkat kepuasan publik linear dengan elektabilitas.
Tiga lembaga merilis hasil survei mengenai elektabilitas Jokowi dalam pilpres 2019. Hasilnya senada, yakni elektabilitas Jokowi masih di bawah 50 persen.
Yunarto mengatakan angka di bawah 50 persen itu karena ada responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voter. Sedangkan ketika di tempat pemilihan suara (TPS), undecided voter dianggap tidak ada. "Undecided voter dianggap hilang dan yang dibilang 100 persen itu hanya suara sah. Jadi otomatis biasanya angkanya akan naik," kata Yunarto.
Yunarto mengatakan angka kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebenarnya mengalami tren naik dibanding survei sebelumnya. Dia mencontohkan, survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada 2015 menyebut angka kepuasan publik sebesar 49 persen. Dalam rilis SMRC pekan lalu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebesar 61 persen.
Tren ini, kata Yunarto, juga diikuti peningkatan elektabilitas. Menurut dia, elektabilitas Jokowi meningkat dari 25,5 persen pada 2015 menjadi 38,9 persen.