TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto akan mengambil alih kepemimpinan harian partai. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan Setya sudah mengirimkan memo kepadanya.
"Ketua umum telah mengirim surat, menyampaikan bahwa kepemimpinan partai akan dilakukan," katanya di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Jakarta, Ahad, 8 Oktober 2017.
Selama ini, kepemimpinan harian Partai Golkar dijalankan Sekretaris Jenderal Idrus Marham dan Ketua Harian Nurdin Halid. Penunjukan keduanya diputuskan dalam rapat pleno Golkar sehari setelah Setya ditetapkan sebagai tersangka korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Idrus dan Nurdin ditugaskan secara bersama-sama menjalankan koordinasi fungsi harian partai dan melaporkannya kepada Setya.
Setya ditetapkan sebagai tersangka korupsi e-KTP pada 17 Juli 2017. Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan lima tersangka dalam kasus itu, dua di antaranya telah diputus bersalah. Namun hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Cepi Iskandar, menyatakan penetapan status tersangka KPK terhadap Setya tidak sah pada Jumat, 29 September 2017. Penetapan tersangka Setya dinilai hakim tidak sesuai dengan prosedur.
Setya juga telah pulang dari rumah sakit setelah dirawat sekitar tiga pekan. Dia dikabarkan terkena penyakit jantung, gula darah, vertigo, dan sinusitis. "Dengan demikian, maka arahan yang disampaikan pada 18 September itu semua kembali kepada Ketua Umum," ujar Idrus.