Siliwangi dan Padjajaran Resmi Jadi Nama Jalan di Yogyakarta

Selasa, 3 Oktober 2017 18:25 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memberi nama baru bagi enam ruas jalan arteri atau ring road yang mengelilingi wilayah Kota Yogyakarta dengan sejumlah nama kerajaan dan raja dari Suku Sunda, yakni Jalan Padjajaran dan Jalan Siliwangi.

Peresmian nama baru di ruas jalan sepanjang 36,73 kilometer itu dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Simpang Jombor Yogya, , Selasa 3 Oktober 2017. Turut hadir pula Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, serta Sekretaris Daerah Jawa Timur Akhmad Sukardi yang mewakili Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Baca juga: Jokowi Bakal Lantik Sultan Sebagai Gubernur DIY di Yogyakarta

Selain Jalan Siliwangi yang membentang sepanjang 8,58 kilometer di ruas arteri barat dan Jalan Padjajaran sepanjang 10 km di ruas arteri utara, Pemerintah DIY juga memberi nama baru bagi jalan arteri timur dengan nama Jalan Majapahit sepanjang 3,08 kilometer.

Lalu jalan arteri tenggara bernama Jalan Brawijaya sepanjang 5,8 kilometer. Sedangkan jalan arteri selatan dinamai Jalan Ahmad Yani sepanjang 6,5 km. Untuk ruas arteri barat daya dinamai Jalan Prof DR.Wirjono Projodikoro sepanjang 2,7 kilometer.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ketika Sultan Jalan-jalan di Titik Nol Saat PKL Malioboro Libur

“Suku Jawa dan Sunda sebagai dua suku besar di Indonesia seperti memiliki persoalan sejarah belum selesai bahkan hingga republik ini lahir,” ujar Sultan pada saat peresmian jalan.

Sultan mengatakan di masa silam, para pemimpin kerajaan nusantara saling berkompetisi demi mengalahkan satu sama lain. Namun sayangnya, setelah NKRI lahir, seolah masih ada dendam psikologis di wilayah bekas kerajaan-kerajaan itu yang akhirnya turun hingga generasi saat ini dan menimbulkan prasangka kesukuan tak berkesudahan.

“Sudah saatnya rekonsiliasi kultural untuk menyatukan lagi nusantara ini, agar tak ada lagi prasangka dan dendam antar anak bangsa,” ujarnya.

Baca juga: Sultan HB X Soal Isu PKI di Aksi 299: Tergantung kepentingannya

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui bahwa persoalan antara suku Sunda dan Jawa memang masih sering dijumpai pada psikologis sebagian masyarakat Sunda.

Pemicu hubungan emosional Sunda-Jawa itu menurut Aher tak lain akibat sebuah fakta sejarah yakni peristiwa Pasunda Bubar atau lebih dikenal Perang Bubat yang terjadi abad 14 silam.

Peristiwa ini bercerita tentang peperangan antara Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk dengan Kerajaan Sunda di bawah Prabu Maharaja Linggabuana yang mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan Sunda.

“Hingga akhirnya sampai sekarang tak ada jalan bernama Majapahit dan Hayam Wuruk di Jawa Barat,” ujar Aher.

Aher menambahkan, sama halnya dengan kondisi di wilayah Jawa lain seperti Jawa Timur, Tengah, juga DIY, tak ada nama Padjajaran dan Siliwangi.

Aher pun bersyukur, di Yogyakarta sekarang ada jalan bernama Pajajaran dan Siliwangi.

“Kami akan kontak Jawa Timur agar juga bersedia memberi nama jalan di sana dengan Padjajaran dan Siliwangi, kami juga akan siapkan nama Hayam Wuruk dan Majapahit di Jawa Barat,” ujar Aher.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

6 jam lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

15 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

22 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

49 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

54 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

56 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

56 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya