TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat milik TNI AU jenis T50i jatuh saat sedang melakukan akrobatik dalam Atraksi Gebyar Dirgantara AAU. Pesawat tersebut jatuh di perkampungan di dekat Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, sekitar pukul 09.40 pagi ini. “Iya benar, dua pilot kami tewas,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto saat dihubungi, Ahad, 20 Desember 2015.
T-50i Golden Eagle merupakan pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea. Pesawat ini dikembangkan Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan. Pesawat ini didatangkan dari Korean Aerospace Industries dan dipajang di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, pada 13 Februari 2014.
Ada 16 pesawat yang didatangkan saat itu. Sebagian berwarna biru-kuning khas tim aerobatik legendaris TNI AU "Elang Biru". Delapan sisanya berwarna kamuflase hijau sehingga bisa digunakan untuk misi tempur.
Pesawat T-50i ini mengandalkan tenaga dari mesin General Electric F404-GE 102 dengan daya dorong 1.770 pounds dan after burner 11 ribu pounds dengan tenaga mil power. Pesawat dengan panjang 43 kaki, lebar sayap 31 kaki, dan tinggi 16 kaki ini memiliki kecepatan maksimal 1.5x kecepatan suara atau 1.600 kilometer per jam dengan berat sekitar 14 ton.
T50i Golden Eagle bisa terbang dengan ketinggian 55 ribu kaki, seperti pesawat tempur F16 buatan Amerika Serikat. Kapasitas persenjataan 5 ton dan dilengkapi canon gatling internal 3 laras General Dynamics 20mm. Dengan spesifikasi ini, pesawat tempur T-50i mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit.
Berbagai Sumber