Pengentasan Kemiskinan Dinilai Tidak Berdayakan Masyarakat
Reporter
Editor
Selasa, 24 April 2007 18:23 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Departemen Sosial Gunawan Sumodiningrat mengatakan tidak efektifnya aneka program penanggulangan kemiskinan dikarenakan program-program tersebut tidak berorientasi pada peningkatakan potensi dan pengetahuan masyarakat. Ia mencontohkan bantuan langsung tunai (BLT) yang telah digelontorkan pemerintah, yang tidak berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat tidak diberi pengetahuan tentang cara pengelolaan uang. "Akibatnya, Bantuan Langsung Tunai jadi Bantuan Langsung Telas (Habis)," katanya dalam Konferensi Coorporate Social Responsibility di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (24/04). Masalah lain yang dihadapi pemerintah dalam pengentasan kemiskinan, menurutnya, adalah mengendurnya rasa sosial dalam masyarakat. Saat ini, ia menambahkan, batas antara masyarakat kaya dan penduduk miskin sangat jelas. Perbedaan tersebut menjadi masalah karena tidak adanya kepedulian sosial antar penduduk. "Yang miskin 17 persen dan yang kaya 83 persen. Itu jadi masalah karena tidak ada kebersamaan dan kepedulian," katanya. Selain itu, tidak efektifnya pengentasan kemiskinan juga disebabkan karena minimnya aksi nyata dalam setiap program. Banyak program kemiskinan hanya diwacanakan atau dibicarakan dalam rapat-rapat koordinasi. Padahal, menurutnya, yang terpenting adalah bantuan langsung ke masyarakat. "Rapat itu kalau perlu saja, atau kalau bisa cukup dengan saling ber-sms saja," katanya. Menyadari banyaknya kelemahan program itu, katanya, Departemen Sosial kini melakukan beberapa perubahan dalam menangani kemiskinan. Ia mencontohkan, bantuan kepada masyarakat miskin saat ini tidak lagi berorientasi pada bantuan jadi, tapi bantuan yang dapat memberdayakan masyarakat. "Produktivitas masyarakat harus digalakkan dengan program-program pemberdayaan masyarakat," katanya. Dwi Riyanto Agustiar