TEMPO Interaktif, Sragen:Banjir bandang yang melanda puluhan desa di Kabupaten Sragen, Kamis (19/4) malam menghancurkan sejumlah fasilitas. Dua jembatan penghubung antar desa di Kecamatan Karangmalang dan Kecamatan Kedawung hanyut terseret arus. "Dua jembatan putus diterjang pepohonan yang hanyut terseret arus," kata Kepala Kesbanglinmas Sragen, Wangsit Sukono, Jum'at (20/4).Dalam catatan Kesebanglinmas, banjir yang berlangsung hingga dinihari itu juga mengakibatkan ratusan rumah warga di tiga kecamatan. Wangsit mengatakan banjir tersebut merupakan banjir terbesar yang pernah melanda Sragen setelah banjir pada tahun 1962. Dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. "Warga yang rumah terendam, diberi bantuan untuk makan Rp 50 ribu," ujarnya.Banjir itu juga menyebabkan ratusan hektar tanaman padi di Kecamatan Tanon berubah menjadi danau. Hingga Jum'at (20/4) siang, Tidak kelihatan sedikitpun tanaman padi yang rata-rata berusia 2 - 4 minggu. Kerugian yang ditanggung petani tidak kecil karena tanaman tersebut baru saja dipupuk. "Genangan banjir terjadi dan menggenang sawah karena saluran irigasinya jebol," warga di Desa Tanon.Selain itu, banjir tersebut juga sempat memutuskan jalan lintas propinsi, Jawa Tengah-Jawa Timur karena di beberapa jembatan ketinggian air hampir satu meter. Tidak kurang dari 30 warga sempat diungsikan ke Mess Pemda. Pemerintah setempat belum dapat menghitungkan jumlah kerugian akibat banjir tersebut. "Sudah pasti ratusan juta rupiah karena banyak prasarana, terutama jalan raya dan jembatan yang rusak," kata Wangsit. Imron Rosyid