TEMPO Interaktif, Surabaya:Pada Maret mendatang diperkirakan Jawa Timur mulai panenraya padi dengan jumlah produksi sekitar 2,1 juta ton atau setara dengan 1,3 juta ton beras. Dengan panen raya ini, seperti tahun sebelumnya, JawaTimur tidak akan kekurangan beras bahkan akan surplus beras sebanyak 2,4 juta ton beras per tahun. "Jika daerah luar Jawa Timur juga panen raya, maka Jawa Timur akan tetap surplus beras," kata Kusdiriyanto, Kepala Subdinas Penyusunan Program pada Dinas Pertanian Jawa Timur kepadaTempo, Rabu (14/2)Meskipun menjadi salah satu lumbung padi nasional, saat ini Jawa Timur dihadapkan pada mahalnya harga beras. Hampir setiap pekan harga beras naik sekitar Rp 200 per kilogram.Di Surabaya, misalnya, di Pasar Bendul Merisi dan Pasar Wiyung, harga beras eceran medium jenis IR 64 capBeruang naik Rp 6.000 dari semula Rp 5.500 per kilogram."Dulu setiap bulan saya membeli 25 kilogram sekaligus. Sekarang hanya sanggup membeli 10 kilogram," kata seorang ibu di Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya.Di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi, meskipun harga beras tidak setinggi di Surabaya, sejak sebulan terakhir harga beras juga merangkak naik. Di Kecamatan Purwosari, Bojonegoro harga beras IR 64 kelas sedangdijual dengan harga Rp 5.750 per kilogramnya. Adapun di Ngawi, salah satu penghasil beras di Jawa Timur harga beras lebih murah ketimbang di Bojonegoro, yaitu sekitar Rp 5.300 per kilogramnya untuk jenis beras IR 64 kualitas sedang.Zed Abidien