TEMPO Interaktif, Ngawi:Penderita gizi buruk di kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengalami penurunan. Meski begitu jumlahnya masih tetap memprihatinkan. Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan setempat, tahun 2005-2006 jumlah penderita gizi buruk ada 1017 bayi. Sedangkan untuk periode 2006-2007 jumlahnya berkurang menjadi 999 bayi. Dari jumlah ini 203 diantaranya masuk klasifikasi berat dan 796 masuk klasifikasi sedang. Penderita terbanyak terdapat di Kecamatan Kwadungan, Teguhan dan Jogorogo. Menurut Hadi Murbianto, Seksi Gizi Anak dari Dinas Kesehatan setempat, besarnya angka pendertia gizi buruk disebabkan kemiskinan. "Faktor utama adalah ekonomi keluarga dan faktor perilaku pola asuh yang tidak tepat," kata dia kemarin. Penanganan yang bisa diberikan untuk penderita adalah dengan memberikan makanan tambahan seperti susu, biskuit dan vitamin. Bantuan tersebut diberikan selama 90 hari. Selain itu, bayi diharuskan mendapat asupan makanan hasil produksi petani setempat, misalnya ikan dan kedelai. “Makanan ini diberikan sekitar delapan minggu. Kami memberikan bantuan Rp. 3 ribu per hari untuk setiap balita," kata Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, Pujiono, Alokasi anggaran untuk menangani gizi buruk tahun ini telah ditetapkan pemerintah daerah sebesar sebesar Rp 100 juta. Pada tahun lalu, alokasi anggaran hanya hanya Rp 9 juta. Penanganan kasus gizi buruk di Ngawi masih bersifat jangka pendek. Karena itu, setelah bayi pulih, sangat mungkin terkena terkena gizi buruk lagi. "Yang perlu dilakukan adalah pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat," kata Pujiono. DINI MAWUNTYAS