Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan untuk pertama kalinya bertemu lagi dengan pimpinannya sejak dirawat di Singapura. Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang datang untuk menemani Novel menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik Polda Metro Jaya di Kantor KBRI Singapura. Foto/Fransisco Rosarians
TEMPO.CO, Jakarta – Kepolisian RI dan KPK terus berkoordinasi terkait dengan upaya pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Ketua KPK Agus Raharjo mengatakan pihaknya berencana menugasi beberapa penyidik bekerja sama dengan Polri.
Dengan adanya kerja sama dan jalur koordinasi di antara keduanya, Agus berharap dalam waktu dekat akan ada titik terang untuk kasus penyiraman air keras terhadap Novel. "Kapolri kan meminta bantuan KPK untuk memeriksa hal-hal yang sudah ditemukan Polri. Kita lihat saja, mudah-mudahan dalam waktu tidak begitu lama ada titik terang," kata Agus di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 18 Agustus 2017.
Agus menambahkan, koordinasi ini nantinya juga akan dimanfaatkan untuk saling mengecek ulang keterangan-keterangan yang disampaikan Novel, baik kepada KPK maupun Polri. Sebab, pada pemeriksaan Senin lalu, diketahui ada beberapa pertanyaan yang enggan dijawab Novel.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya mendukung pembentukan tim penyidikan di KPK. "KPK kan memiliki kemampuan surveillance. Tim ini nanti bisa bekerja sama secara teknis di lapangan, untuk klarifikasi, misalnya," kata Tito.
Sebelumnya, penyidik Polda Metro Jaya memeriksa Novel di KJRI Singapura, Senin, 14 Agustus 2017. Pemeriksaan tersebut juga didampingi pimpinan KPK.
Dalam pemeriksaan itu, penyidik menggali informasi terkait dengan kronologi peristiwa penyiraman terhadap Novel Baswedan. Termasuk rangkaian peristiwa sebelum dan sesudah kejadian. "Hasil pemeriksaan ini nanti kami akan kembangkan untuk kami verifikasi," kata Tito.