TEMPO Interaktif, Stabat:Banjir yang melanda kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sejak Jumat (22/12) lalu kini meluas ke daerah sekitarnya. Setelah menerjang kawasan Besitang, banjir saat ini merendam ratusan rumah di Kecamatan Pangkalan Brandan. Sepanjang jalan rumah-rumah penduduk dari Kota Stabat perbatasan Sumatera Utara-Nanggroe Aceh Darussalam terendam banjir.Tercatat enam warga kecamatan Besitang meninggal dunia karena hanyut dibawa air. "Ada 6 orang meninggal dan puluhan orang disebutkan hilang walaupun belum ada data pasti,” ujar Camat Besitang, Irham Sukri, Sabtu (23/12).Banjir ini mengakibatkan jalur lintas Sumatera yang menghubungkan Sumatera Utara—Nanggroe Aceh Darussalam terganggu. Sebelumnya jalan lintas Sumatera di kawasan Besitang terputus, kemudian disusul pada Sabtu pagi jalan lintas Sumatera di kawasan Pangkalan Brandan terputus selama 7 jam.Selain akibat luapan sungai Wampu dan Sungai Batang Serangan, banjir disebabkan jebolnya beberapa tanggul, seperti tanggul PT Buana yang menyerang dua desa di Kecamatan Hinai. "Pintu tanggulnya dicuri orang dan sudah kami laporkan setahun yang lalu. Tapi tidak ada tanggapan,” ujar salah seorang warga Hinai. Warga juga menginformasikan tanggul kapal keruk Sicanggang dalam keadaan kritis.Bupati Langkat, Samsul Arifin, mengatakan penanganan permasalahan tanggul di bawah wewenang dari pemerintah tingkat I. "Kami sudah teriak tapi tidak ada ditanggapi,” ujar Samsul Arifin saat dihubungi TEMPO. Samsul mengatakan telah berusaha menyalurkan bantuan ke masyarakat. Dia juga telah meminta pihak keamanan seperti polisi dan TNI untuk membantu menangani bencana banjir ini.Hambali Batubara