TEMPO Interaktif, Jakarta:Potensi bencana longsor di Sumatera Barat sangat besar akibat patahan Sumatera yang bergeser 12 sentimeter setiap tahunnya. Menurut Ade Edwar, ahli geologi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatra Barat, sekitar 30 persen daerah Sumatera Barat berada pada zona paling rwan longsor.Posisi daerah tersebut pada patahan sesar Sumatera yang merupakan jalur gempa. Bahkan, kata dia, daerah ini telah ditetapkan menjadi daerah rawan bencana nasional. Longsor itu telah melanda perbukitan Sarasah, Kabupaten Solok Jumat yang disusul longsor di Kabupaten Solok Selatan, Sabtu lalu. Selain menimbun rumah penduduk, bencana di dua tempat tersebut menewaskan sedikitnya 24 orang dan belasan lainnya luka.Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Cabang Sumatera Barat itu menjelaskan, penyebab longsor karena letak Lembah Gumanti persis di patahan sesar Sumatera. Daerah ini secara geologi berada di koridor patahan Sumatera, sehingga batuannya tidak ada yang masif dan gampang pecah-pecah akibat tekanan atau pergeseran tanah. “Batuannya rapuh dan retak-retak karena pergeseran patahan, pelapukannya sangat tinggi," Ade Edwar kemarin. Untuk membuktikan analisanya, sampel batu dari lokasi longsor sudah dia diteliti. Ade membenturkan dua batu dari areal longsor itu dan langsung hancur. "Rapuhnya batuan ini salah satu ciri daerah patahan, di mana batuannya mudah hancur," katanya. Faktor lainnya, kata Ade, kondisi daerah longsor curah hujannya tinggi, hutan gundul serta perilaku masyarakat yang membuka lahan tanpa mempedulikan kondisi lingkungan.Begitu ada hujan lebat, katanya, tanah di perbukitan dengan batuan lapuk tadi berubah menjadi bubur. “Sebelum material longsor masuk sungai, terlebih dulu menerjang pemukiman penduduk,” katanya.Daerah bahaya longsor, kata Ade, masing-masing terletak sekitar lima kilometer sebelah kanan dan kiri patahan. Selain longsor akibat batuannya yang tidak stabil dan rapuh, juga bisa dipicu gempa bumi.Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Barat, menurutnya, telah memetakan daerah berbahaya longsor. Daerah tersebut sangat tidak layak untuk pemukiman. “Kami berharap pemerintah daerah mensosialisasikan peta ini dan memikirkan relokasi penduduk ke daerah aman.”Febrianti