TEMPO Interaktif, Denpasar:Kondisi kelistrikan Bali kembali berada dalam kondisi rawan. Salah-satu pembangkitnya, PLTG Gilimanuk yang berkapasitas 130 MW, sedang diperbaiki hingga 14 Desember mendatang. Humas PLN Distribusi Bali Hendra Saleh mengungkap, pembangkit di Gilimanuk saat ini sedang diistirahatkan sejak 1 Desember lalu. "Ini prosedur rutin setelah sebuah pembangkit beroperasi selama 8.000 jam," sebutnya, Rabu (6/12).Tahun ini kondisi overhaul bertepatan dengan persiapan menjelang natal dan tahun baru yang biasanya akan menciptakan kenaikan beban puncak. "Ini malah bagus karena saat pergantian tahun kita benar-benar sudah siap," sebutnya. Kondisi rawan, menurut Saleh, karena total cadangan listrik di Bali menurun . Dalam kondisi wajar, dengan 4 pembangkit listrik di Bali dihasilkan listrik sebesar 580 MW sehingga pada beban puncak yang mecapai 442 MW cadangan yang tersedia adalah sebesar 138 MW. Karena itulah, PLN terus meminta agar masyarakat mengurangi penggunaan listrik saat beban puncak sehingga pemadaman bisa dihindari.Sejak tanggal 1 Desember, menurutnya, belum ada pemadaman di Bali. Pemadaman sempat dilakukan ketika terjadi ledakan pipa gas di Porong, Sidoarjo yang mempengaruhi pasokan gas untuk pembangkita di jaringan ienterkoneksi Jawa-Bali. Namun, menurut Saleh, pemadaman hanya dilakukan sebesar 5 MW meski defisit pasokan mencapai 25 watt. Hal itu karena kesadaran pelanggan PLN untuk mengurangi pemakaian listrik.Pasokan dari Jawa sendiri masih masih sangat menentukan kondisi kelistrikan di Bali. Saat ini pasokan listrik di Bali sebesar 580 megawatt (MW) bersumber dari kabel laut Jawa-Bali sebesar 280 MW. Sisanya dipasok oleh PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTG Pesanggaran 120 MW ditambahdari PLTGU Pemaron 50 mw. Akibatnya, bila terjadi masalah di Jawa, maka Bali pun akan mengalami masalah. Rofiqi Hasan