TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo memastikan ujian nasional untuk sekolah dasar (SD) dimulai pada 2008.Saat ini Departemen Pendidikan tengah membuat rumusan standar nilai kelulusannya. Dia berharap semua pihak mempersiapkan diri agar mendapatkan hasil yang baik. "Standar nilai kelulusan masih akan dirumuskan," kata Bambang seusai usai membuka sebuah seminar di Universitas Negeri Semarang, Senin.Menurutnya, dalam setiap ujian pasti ada yang tidak lulus dan itu wajar. "Karena itu kalau menginginkan hasil yang baik, siswa, sekolahan, guru, dan orang tua harus sejak awal menyiapkan diri," kata dia.Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri berharap pemerintah tidak menjadikan hasil ujian nasional sebagai satu-satunya penentu kelulusan. Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Bambang Eko Sarwono, mengatakan sebaiknya untuk kelulusan siswa SD diserahkan kepada daerah. Dia mengatakan, ujian nasional sebagai bahan untuk mengetahui mutu pendidikan memang diperlukan. "Tapi jangan kemudian jadi satu-satunya kelulusan seperti di tingkat SMP dan SMA," kata dia.Menurut Bambang Eko, bila ujian nasional SD digunakan sebagai penentu kelulusan, dikhawatirkan program wajib belajar sembilan tahun akan terganggu. Meski belum mengetahui seberapa banyak siswa SD yang gagal, namun kalau ujian nasional itu diberlakukan program wajib belajar akan terputus karena ada siswa yang gagal ujian nasional. "Ini yang harus dipikirkan. Kalau ujian nasional dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan mutu pendidikan, memang itu diperlukan tetapi kalau kemudian jadi penentu kelulusan akan merepotkan," ujarnya.Sekretaris Komisi Pendidikan DPRD Jawa Tengah Thontowi Jauhari juga khawatir. Menurut dia, wajib belajar sembilan tahun bisa terganggu, apalagi bila ujia nasional SD tidak tersosialisasikan dengan baik. Pemerintah, katanya, tidak perlu tergesa-gesa mematok waktu pelaksanaannya pada tahun 2008 karena belajar dari pengalaman UN tingkat SMP dan SMA, penyelenggaraan ujian ternyata masih banyak yang harus disempurnakan. Rofiuddin | Imron Rosyid