TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Pemerintah Jepang menghibahkan bantuan senilai US$ 357.494 atau sekitar Rp 3 miliar pada bekas Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Bantuan itu merupakan bentuk dukungan Jepang untuk proses reintegrasi antara Indonesia dengan GAM.Hibah tersebut diwujudkan melalui rehabilitasi prasarana pertanian di Kabupaten Aceh Pidie. “Kerusakan akibat konflik di sana sangat hebat,” kata Shin Ebihara, Duta Besar Jepang, Selasa.Realisasi hibah dijalankan oleh empat yayasan. Yayasan Perak dengan nilai bantuan US$ 90.081, yayasan ini akan membangun irigasi dan kanal di Kecamatan Banda Baru. Yayasan Embun Pagi membangun irigasi dan membuat pelatihan pertanian di Kecamatan Tangse, nilai bantuannya mencapai US$ 90.080.Yayasan Tunas Bangsa mendapat bantuan senilai US$ 90.002 dan bertanggung jawab membangkitkan kembali perkebunan coklat para mantan GAM dan korban konflik di Desa Paru Keude, Sarah Panyang dan Alue Blang di Kecamatan Bandar Baru.Selain itu, ada Yayasan Al-Afghani yang mendapat bantuan senilai US$ 87.331 untuk program pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan rotan. Para mantan GAM dan korban konflik bisa berbisnis mebel.Sebelumnya Jepang juga telah memberikan bantuan perseorangan untuk bekas GAM dan tahanan politik senilai US$ 8,6 juta yang dikelola Internasional Organisation Migration. “Bantuan tersebut sedang berjalan dengan baik sekarang,” kata Shin Ebihara.Maimun Saleh