Ini Kata Antropolog Soal Kebhinekaan Indonesia  

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 17 Desember 2016 02:13 WIB

Massa yang tergabung dalam Aliansi Kebhinekaan mengikuti parade "Kita Indonesia" di Bundaran HI, Jakarta, 4 Desember 2016. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 300 antropolog dari seluruh wilayah Indonesia menyatakan kondisi darurat di negeri ini. Menurut mereka, sebelum kemerdekaan 1945, Indonesia adalah rumah bagi berbagai agama, suku, etnis, gender, kepercayaan, kelas sosial, dan sudut pandang. Indonesia tidak hanya merasa bangga dengan Bhinneka Tunggal Ika tapi juga bangga dengan motonya: Persatuan dalam Perbedaan.

Namun beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini, menurut para antropolog ini, menyibak kehadiran sekelompok orang yang memprovokasi perbedaan dengan memisahkan identitas politik. Upaya untuk memunculkan perbedaan, memisahkan satu sama lain, dan mengucilkan yang berbeda terjadi berulang kali. Tindak kekerasan terhadap pihak yang berbeda pun terjadi. Peneliti menemukan tindakan ini terus terjadi selama dekade terakhir.

Yang mengkhawatirkan, dalam beberapa kejadian, pemerintah pusat dan daerah serta penegak hukum terlihat sering kali tidak mengantisipasi peristiwa atau melindungi dampak dari intimidasi tersebut. Elit politik juga sering mengambil langkah yang menghancurkan nilai ke-Indonesia-an masyarakat. Perguruan tinggi dan institusi pendidikan lainnya juga gagal mengambil aksi sementara masyarakat pada umumnya turut berkontribusi dalam peningkatan kekerasan. Media sosial juga lebih sering digunakan untuk menyebarkan kebencian dibandingkan menjadi sarana untuk mendapatkan informasi.

Minggu lalu, para antropolog dari berbagai kota di Indonesia yang peduli terhadap isu itu berembuk untuk menyamakan persepsi. Dalam antropologi, keberagaman Indonesia yang dicerminkan dalam istilah 'bhinneka' dibentuk oleh struktur sosial. Kekerasan, pengucilan, dan aksi membungkam perbedaan belakangan ini menimbulkan ancaman terhadap ke-Indonesia-an.

"Nilai Indonesia terus terkikis. Kami menilai saat ini penting untuk mendeklarasikan status darurat agar seluruh pihak sepenuhnya menyadari bahwa erosi nilai tersebut bukan hal yang kecil. Ini tentang apa kita sebagai sebuah negara dan siapa kita sebagai warga Indonesia," kata Prof. Dr. Meutia F. Swasono, antropolog senior yang ikut menandatangani pernyataan keprihatinan yang dinamakan 'Statement of Stance and Appeal', Jumat, 16 Desember 2016.

Dalam pernyataan itu, para antropolog sepakat untuk melawan semua bentuk kekerasan dan paksaan. "Kami menolak fenomena penganiyaan dan pembungkaman minoritas, kelompok agama, suku, etnis, gender, kepercayaan, kelas sosial, dan perbedaan pendapat yang terjadi terus menerus selama ini. Pada saat yang sama, pergerakan ini memicu pemerintah, terutama TNI dan Kepolisian, untuk menegakkan hukum, yang adil dan independen."

Pergerakan ini juga mendorong masyarakat untuk berpikir kritis sehingga tidak mudah ditipu informasi yang berisi kebencian dan intoleransi. Ratusan antropolog yang menamakan diri 'Pergerakan Antropolog Indonesia untuk Indonesia yang Beragam dan Terbuka' atau 'Indonesian Anthropologists' Movement for a Diverse and Inclusive Indonesia' memanggil semua orang untuk menggunakan media sosial untuk memperkuat persahabatan dan mencegah marginalisasi kelompok lainnya.

Dalam rilisnya, pergerakan ini menekankan bahwa Statement of Stance and Appeal ini bertujuan untuk memupuk persatuan Indonesia seperti yang telah dibentuk oleh pendiri-pendiri Indonesia 70 tahun yang lalu. "Di tengah kondisi saat ini dan tantangan global ke depan, Indonesia adalah dan harus bisa tetap menjadi sebuah negara yang bangga terhadap konstitusinya untuk melindungi perbedaan."

INGE KLARA | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

17 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

17 jam lalu

Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

Indonesia mengusulkan pengurangan pembayaran untuk proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

18 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

18 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

22 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

1 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya