Ekspor Terhenti, Pedagang Kayu Jati Jepara Bangkrut
Reporter
Editor
Selasa, 29 Agustus 2006 13:46 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 30 persen dari 350 pedagang kayu jati di Jepara bangkrut. Penyebabnya, penjualan mabel ukir yang menurun dan mahalnya bahan baku kayu jati. "Ekspor furniture saat ini lesu," ujar Ketua Himpunan Pedagang Kayu Jati Kabupaten Jepara, Anas Arba'in, Selasa.Menurutnya, harga kayu jati dari Perhutani naik 40 persen. Kayu jati kualitas baik berkisar Rp 7 juta per meter kubik. Biasanya bersikar Rp 5-6 juta per meter kubik. Akibatnya, banyak pengrajin mebel tak berproduksi dan memberhentikan karyawannya.Kebutuhan kayu jati setiap harinya sekitar 900 meter kubik. Kebutuhan 60 persen dipenuhi dari Perhutani dan jati kampung. Sisanya, 30 persen menggunakan kayu jenis maoni, kayu mindi, dan kayu Kalimantan. Sedangkan 10 persen sisanya kayu albasia, bangkerai, linggua atau nyantok.Bandelan
Isu Ijazah Palsu Gibran, Begini Prosedur Penyetaraan Ijazah Luar Negeri
20 November 2023
Isu Ijazah Palsu Gibran, Begini Prosedur Penyetaraan Ijazah Luar Negeri
Gibran Rakabuming Raka mendapatkan surat keputusan penyetaraan ijazah luar negeri dari Kementerian Pendidikan pada 8 Agustus 2019. Simak syarat ketentuan agar lulusan luar negeri mendapatkan penyetaraan ijazahnya?
