Warga Cikelat Dibagikan Tamiflu Gratis

Reporter

Editor

Senin, 21 Agustus 2006 18:23 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung:Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Yudhi Prayudha, mengatakan warga empat kampung di Desa Cikelat, Kabupaten Garut, mendapat tamiflu gratis. Obat pencegah flu burung itu dibagikan menyusul ditemukannya 13 kasus virus avian influenza yang menjangkiti warga di sana."Ini sebagai bagian dari profilaksis massal atau pengobatan pencegahan untuk seluruh penduduk," kata Yudhi kepada Tempo, Senin sore. Menurutnya, tamiflu tersebut diberikan dalam dosis pencegahan bukan dalam dosis terapi. Dia menjelaskan, sebagai pencegahan obat untuk flu burung diberikan satu tablet setiap hari selama 10 hari. Sedangkan untuk pengobatan diberikan dua tablet selama satu minggu.Tamiflu yang dibagikan, katanya, merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Obat-obat itu diberikan dalam setiap hari pada warga empat kampung di Desa Cikelat yakni Kampung Ranca Salak, Ranca Mareme, Jojoh, dan Sawah Bera. Dia memperkirakan, penduduk empat kampung itu berjumlah 2.000 orang.Yudhi mengakui, pemberian tamiflu massal sebagai pencegahan baru pertama kali di lakukan di Indonesia. Menurutnya, keputusan melakukan pemberian tamiflu massal sebagai pencegahan disebabkan empat kampung itu relatif jauh dari puskesmas terdekat. Selain itu, jelasnya, warga empat kampung itu terhitung mempunyai mobilitas yang sangat rendah.Dia juga mengatakan, pemberian tamiflu gratis itu tidak diberikan sekaligus. Warga diminta mengambil obat itu setiap hari di posko pelayanan kesehatan yang didirikan di Desa Cikelat. "Dengan demikian kita bisa melakukan pengobatan massal sekaligus pemantauan," katanya.Dari Desa Cikelat, Kecamatan Cikelat, Kabupaten Garut telah ditemukan 13 kasus flu burung. Tiga orang masuk kategori positif terkena virus H5N1, dua di antaranya meninggal dunia dan satu orang selamat. Sembilan orang masih dalam kategori suspect. Satu orang dalam status observasi di Puskesmas Cikelat dan diduga bukan terkena flu burung.Yudhi mengatakan, kasus flu burung di Garut yang ditemukan sejak 1 Agustus lalu itu tidak termasuk kategori cluster karena tidak berasal dari satu keluarga atau memiliki kesamaan genetik. Yudhi berharap, kasus flu burung dari Garut bukan disebabkan penularan antara manusia. Dari hasil investigasi yang dilakukan tim dari WHO dan Departemen Kesehatan menyimpulkan kasus flu burung di Garut berasal dari hewan yang tertular virus. "Akhir Juni sudah terjadi banyak unggas mati di sana, kemungkinan terkena flu burung," katanya.Ahmad Fikri

Berita terkait

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

1 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

4 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

4 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

6 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

6 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

6 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

6 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya