TEMPO.CO, Bandung - Gempa yang bersumber dari Samudera Indonesia menggoyang sebagian wilayah Garut dan pesisir selatan sebanyak dua kali, Ahad, 23 Oktober 2016. Gempa ganda yang sumbernya cukup dekat itu tidak menghasilkan tsunami. Kedua gempa terjadi karena dua kejadian berbeda.
BMKG mencatat gempa pertama bermagnitudo 4,9 dan terjadi pukul 05.44 WIB. Lokasinya di koordinat 8.13 LS dan 107.55 BT atau berjarak sekitar 73 kilometer arah barat daya Garut dari kedalaman 67 kilometer.
Lindu kedua terjadi pukul 12.45 WIB bermagnitudo 4,8. Lokasinya di sekitar 81 kilometer dari arah barat daya Garut dari kedalaman 35 kilometer. "Gempa dangkal itu akibat pergerakan patahan aktif," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat dihubungi, Ahad, 23 Oktober 2016.
Lokasi sumber gempa tersebut dekat dengan pusat gempa pada 2 September 2009 lalu yang dikenal dengan Gempa Tasik. Daryono mengatakan lindu bermagnitudo 7,3 tersebut juga terjadi karena pergerakan patahan sehingga berdampak merusak dan menelan banyak korban jiwa sebanyak 79 orang saat itu.
Adapun gempa pertama dari kedalaman menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia. "Terjadi deformasi batuan di zona Benioff di bawah tepi utara cekungan busur muka (fore arc basin) di lepas pantai selatan Jawa Barat," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Daryono menyebutkan skala intensitas gempa pertama, yaitu II versi BMKG atau III MMI. Guncangan terasa di beberapa daerah ,seperti Ciagra, Sindangbarang, Cidaun, Citalahab, Cimari, Bangbayang, Pameutingan, Karanganyar, Kelapagenep, Cijulang, Pameungpeuk, dan Sindangsari. "Goyangan gempa juga terasa di Garut dan Bandung," tuturnya.
Beberapa tahun terakhir di zona ini, peta aktivitas kegempaan memang menunjukkan peningkatan aktivitas gempa di kedalaman menengah.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela
2 hari lalu
Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan
2 hari lalu
BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.
Baca SelengkapnyaGempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate
2 hari lalu
BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.
Baca SelengkapnyaIntensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana
3 hari lalu
Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.
Baca SelengkapnyaRekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig
3 hari lalu
Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.
Baca SelengkapnyaBMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi
3 hari lalu
Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.
Baca SelengkapnyaCerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh
3 hari lalu
Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.
Baca SelengkapnyaGempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM
5 hari lalu
Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.
Baca SelengkapnyaGempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan
5 hari lalu
Sedikitnya empat orang luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu malam ini.
Baca SelengkapnyaGempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara
6 hari lalu
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.
Baca Selengkapnya