TEMPO Interaktif, Bojonegoro:Kekeringan meluas ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Persedian air di sejumlah waduk juga kritis. Cadangan air diperkirakan habis akhir Agustus mendatang."Permintaan air harus dibatasi," kata Masyhuri, Pengawas air Waduk Pacal di Bojonegoro, Senin (7/8). Catatan di Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo menyebutkan, valume air di waduk Pacal tersisa 8,5 juta meterkubik dari kondisi normal 25 juta meterkubik pada musim penghujan. Air waduk yang berlokasi 30 kilometer di selatan Bojonegoro ini, diprediksi akan habis akhir Agustus. Selain waduk Pacal, valume air di 37 embung (waduk kecil) yang tersebar di 18 kecamatan dari total 27 kecamatan di Bojonegoro, tak lebih dari 15 persen saja. Sebagian besar air embung habis untuk mengairi tanaman padi. Menurut Masyhuri, Waduk Pacal memiliki luas 16.688 hektare terletak di Kecamatan Temayang, Bojonegaro. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di Bojonegoro sebelah selatan, seperti: Kecamatan Temayang, Balen, Sukosewu, Kanor, Kepoh Baru, Bubulan, hingga ke timur seperti di Sumberejo. Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro telah menyedot air sungai Bengawan Solo untuk kepentingan air minum dan perairan sawah. Setiap hari sekitar 100 hingga 300 meterkubik air diambil dari sungai itu. Air tadi digunakan antara lain untuk penduduk Kalitidu, Trucuk, Malo, Kasiman, dan Purwosari. Sujatmiko