TEMPO Interaktif, Surabaya:Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan dirinya tidak mengenal ajaran Islam Liberal dan juga Islam Fundamental. Namun, organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini terkesan hati-hati untuk menjatuhkan hukum bagi keduanya.Sikap NU ini terbukukan dalam forum Bahtsul Masail (pembahasan masalah-masalah aktual) Musyawarah Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Asrama Haji Sukolilo Surabaya yang berlangsung hingga malam ini. Siang ini para ulama masih berdebat panjang tentang berbagai isu aktual untuk dicarikan landasan hukumnya.Ketua sidang forum Bahstul Masail Diniyyah Maudhu'iyyah (pembahasan masalah pemikiran keagamaan) KH Ma'ruf Amien mengatakan NU harus bersikap atas berkembangnya dua kutub pemikiran, liberal dan fundamental. Kalangan ulama NU memahami banyak anak muda NU yang menganut ajaran liberal. "Mereka anak-anak NU yang harus mendapat pengawalan. Mereka harus diajak diskusi," katanya.Dalam forum tersebut sejumlah ulama juga mencermati pendapat di kalangan muda NU yang menganggap Al Quran bukan sebagai sesuatu yang sakral, tetapi hanyalah teks atau bacaan saja. Namun, NU tetap menganggap Al Quran dan sejumlah kitab-kitab kuning rujukan ulama NU sebagai sesuatu yang suci.Menurut Ma'ruf Amien, ulama NU bersepakat bahwa NU berpola pikir moderat, berimbang dan tidak mengambil sikap ekstrem mana pun. NU juga toleran untuk dapat hidup berdampingan secara damai dengan pihak lain meski cara piker, budaya dan agamanya berbeda.Sunudyantoro