TEMPO Interaktif, Kupang:Musim kemarau yang mulai melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dikhawatirkan berdampak pada kekeringan panjang, kelaparan dan rawan pangan lahan-lahan kritis.Menyikapi kondisi alam itu, Gubernur NTT, Piet A. Tallo, meminta para bupati dan dinas teknis untuk melakukan penyuluhan pada masyarakat agar melakukan antisipasi dengan menanam komoditi tanaman holtikultura dan tanaman umur pendek lainnya agar dapat dikonsumsi pada saat musim paceklik.Kepala Badan Informasi dan Komunikasi NTT, Umbu Saga Anakaka, mengatakan Gubernur meminta agar pihak terkait melakukan pendataan di lapangan dan segera memberikan laporan pada kesempatan pertama agar dilakukan intervensi dini bila ditemukan kasus ancaman rawan pangan setelah musim kemarau tiba.Menurut Anakaka, Badan Meteorologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan yang menyebutkan bahwa kemarau panjang akan terjadi sampai akhir November 2006 mendatang. Hal ini akan berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup 4 juta warga NTT yang menetap di berbagai lahan kritis."Pemerintah telah menyiagakan bibit tanaman umur pendek dan akan didistribusikan kepada masyarakat untuk mengantisipasi kemarau panjang ini. Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan beras bila ada warga yang benar-benar mengalami kekurangan pangan sehingga membutuhkan bantuan," katanya.Jems de Fortuna