KTT G-20 Bahas Isu Laut Cina Selatan, Ini Sikap Indonesia

Reporter

Senin, 29 Agustus 2016 19:36 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri), berjabat tangan dengan PM Jepang, Shinzo Abe, dalam pertemuan di Tokyo, 23 Maret 2015. Selain hadiri penandatanganan kerjasama pertahanan kedua negara, Jokowi juga berkomentar terkait klaim Cina atas laut Cina Selatan dan coba jadi penengah sengketa tersebut. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memperkirakan isu Laut Cina Selatan akan menjadi pembahasan di Konferensi Tingkat Tinggi G-20, yang berlangsung di Cina, pada 4-5 September 2016. Malah, ia yakin sekali bahwa isu tersebut akan dibahas, terutama terkait dengan status perairan Natuna.

"Saya kira isu Laut Cina Selatan itu pasti akan muncul, meski tidak disinggung," ujar Retno di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 29 Agustus 2016.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, kawasan perairan Natuna sempat menjadi perhatian akibat insiden pencurian ikan di sana. Sebuah kapal asal Cina yang sedang mencuri ikan di sana dihentikan lewat tembakan kapal perang KRI Imam Bonjol.

Aksi tegas itu memicu reaksi keras dari pemerintah Cina. Mereka mengklaim bahwa perairan Natuna termasuk wilayah perairan tradisional mereka yang selama ini diakui sebagai Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Namun Indonesia bergeming dan malah balik memberi sinyal perlawanan lewat inspeksi dan rapat terbatas di Natuna via kapal perang KRI Imam Bonjol.

Baca:
Geledah Perusahaan TW, Anak Buah Buwas Diperiksa Propam
Cerita Ahok Soal Jokowi dan Lahan 2 Hektare di Kemang
Pengamat: DKI Tak Becus Tangani Banjir, Apa Jawaban Ahok?
Aa Gatot Brajamusti Serba Tiga
Barang Aa Gatot Disita, dari Vibrator hingga Pistol

Kepulauan Natuna sendiri, di satu sisi, memang sering dianggap sebagai wilayah strategis karena merupakan wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Kawasan itu juga menjadi jalur utama pelayaran laut dunia, terutama bagi kapal-kapal yang hendak menuju Hong Kong, Jepang, dan Korea.

Retno melanjutkan, Indonesia siap mempertahankan pandangannya soal perairan Natuna dalam G-20 nanti apabila disinggung. Ia bahkan mengatakan posisi Indonesia di Natuna sejelas kristal, sehingga sulit dibantah pihak Cina, yang kerap menyebut Natuna sebagai traditional fishing zone mereka.

"Itu istilah mereka saja (soal traditional fishing zone). Sangat jelas kok, tidak ada overlapping dalam hal hak ataupun kepentingan maritim," ujarnya.

Terlepas dari posisi Indonesia yang akan terus mempertahankan Natuna, Retno menyampaikan bahwa pemerintah juga akan tetap berupaya menjaga hubungan baik dengan Cina. "Cina adalah partner Indonesia yang sangat signifikan dan kami ingin meningkatkan hubungan itu. Tapi, untuk sesuatu yang prinsipiil, mereka tahu posisi kami seperti apa," ucapnya.

Isu Laut Cina Selatan diperkirakan akan muncul saat Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Cina Xi Jinping pada 2 September mendatang. Presiden Joko Widodo menjadi presiden pertama yang diterima Presiden Jinping untuk sesi bilateral menjelang KTT G-20.

ISTMAN MP

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

13 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

13 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

14 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya