TEMPO Interaktif, Sidoarjo:Warga Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, keberatan sawahnya dijadikan tempat penampungan luapan lumpur (settling pond) dari sumur ekplorasi milik PT Lapindo Brantas.Area pesawahan yang tanaman padinya tengah menghijau itu memang diplot sebagai tempat penampungan lumpur yang hingga kini terus menyembur. Siang tadi puluhan warga pemilik lahan mencegat mobil Wakil Bupati Sidoarjo, Syaiful Illah, yang tengah melintas di jalan desa yang membelah pesawahan tersebutKepada Syaiful, warga menyatakan keberatan jika sawahnya dipakai untuk menampung lumpur yang baunya menyengat tersebut. Selain khawatir terserang penyakit sesak napas, warga juga takut rembesan lumpur akan mencemari air sumur. "Pengalaman di Dusun Wangkal kemarin sumur warga tercemar setelah tanggul penahan lumpur jebol," kata Sumali, salah seorang warga.Namun setelah melalukan pembahasan yang cukup alot, warga akhirnya menyerah dan merelakan sawahnya dijadikan pembuangan lumpur asalkan jauh dari permukiman dan mendapatkan ganti rugi yang layak.Sawah yang direlakan warga itu berada di Dusun Wangkal seluas 8 hektare dan di Dusun Sengon 12 hektare. Area persawahanan itu dimiliki oleh 83 warga. Dari perhitungan BP Migas, penampungan itu bisa menampung lumpur lebih dari 300 ribu meter kubik.Kukuh S. Wibowo