TEMPO Interaktif, Surabaya:Semburan lumpur dan gas di lahan PT Lapindo Brantas mulai memakan korban meninggal. Abdul Syukur, 57 tahun, dan Suwoto, 66 tahun, pasien sesak napas yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Porong, Sidoarjo, meninggal dunia.Keduanya menghembuskan napas terakhir tak lama setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Abdul Syukur, warga RT 2 RW 1 Desa Jatirejo meninggal kemarin malam, sedangkan Suwoto, warga Desa Renokenongo, meninggal sehari sebelumnya.Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, Komisaris Hadi Wahyana, menyatakan Abdul Syukur dirawat sejak tanggal 16 Juni lalu. Saat itu dia mengeluh sulit bernapas setelah menghirup bau menyengat dari gas luapan lumpur PT Lapindo. Suwoto yang masuk ke rumah sakit sejak 13 Juni lalu juga mengeluhkan kondisi yang sama. Keduanya langsung ditangani bagian penyakit paru-paru. "Dari pemeriksaan sementara, keduanya memang menderita penyakit paru-paru kronis sejak awal," tutur Hadi kepada Tempo.Hadi kemudian merujuk kedua pasien tersebut ke RSUD Sidoarjo karena peralatan medis di rumah sakitnya kurang memenuhi syarat. Namun belum sempat mendapatkan perawatan yang memadai, Suwoto dan Syukur lebih dulu meninggal. "Keduanya mengeluh sakitnya makin parah setelah menghirup bau menyengat dari semburan lumpur," kata Hadi.Kukuh S. Wibowo