TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Proses evakuasi terhadap dua relawan yang terjebak di dalam bunker dari pagi hingga sore tadi terpaksa dihentikan. Petugas SAR yang melakukan evakuasi terganggu buruknya cuaca gelap oleh awan panas Merapi yang terus menyembur hingga jangkauan 4,5 kilometer."Sekitar pukul 17.00 proses evakuasi kami hentikan sementara. Kami tidak berani mengambil resiko karena hari mulai gelap dan awan panas masih sering terjadi. Besok pagi evakuasi akan dilanjutkan lagi," kata Koordinator Evakuasi dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Kabupaten Sleman, Budiman, Kamis malam.Dia menjelaskan, kondisi bunker tertimbun magma setebal empat meter. Petugas SAR yang terdiri atas personel TNI, polisi dan relawan menemui hambatan. Selain material magma masih sangat panas hingga 300 derajat celcius, kata dia, posisi bunker tertutup rapat oleh material magma berupa pasir dan batu-batu besar.Dalam proses evakuasi, kata dia, tim SAR sudah berhasil menjangkau pintu pertama bunker dari dua pintu yang ada. Pintu pertama tertutup dua batu besar yang harus disingkirkan dengan menggunakan alat berat. Kedua batu besar itu terlebih dahulu harus dikurangi panasnya dengan menyiramnya dengan air.Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Sleman sekaligus penggagas dibangunnya bunker atau ruang perlindungan darurat, Widi Sutikno, mengatakan hingga saat ini tim SAR belum tahu kondisi kedua relawan tersebut. Menurut Widi, dalam bunker tersedia tabung oksigen, air mineral, lampu cadangan, dan beberapa bahan makanan."Tapi kalau di luar saja panasnya masih mencapai 300 derajat celcius, di dalam suhunya jauh lebih panas. Mudah-mudahan mereka masih selamat hingga ditemukan nanti," kata Widi.Dua orang relawan yang terjebak di bunker masing-masing Sarjono warga Dusun Kopeng Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan dan Sudarwanto anggota relawan dari Artha Graha Peduli. Keduanya masuk ke dalam bunker beberapa saat setelah terjadi awan panas hebat pada Rabu sore.Data yang dihimpun Tempo, pemerintah Sleman pada 2005 lalu membangun sebanyak tiga bunker. Bunker itu tersebar di kompleks wisata Kaliurang, Kecamatan Pakem, kompleks wisata Kaliadem, Kecamatan Cangkringan dan di komplek wisata di Kecamatan Turi. Syaiful Amin