Pemimpin kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, bergaya selfie di tempat persembunyiannya. Foto: Istimewa
TEMPO.CO, Poso - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengakui belum bisa mendeteksi keberadaan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah, di wilayah hutan Poso. “Santoso ngumpet terus, makin dicari makin dalam ngumpetnya,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto saat dihubungi Tempo, Rabu, 13 Juli 2016.
Santoso, yang diburu melalui Operasi Tinombala 2016, disebut polisi sebagai instruktur pelatihan terorisme di berbagai wilayah itu yang selalu hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di hutan pegunungan Poso. Pihak kepolisian sudah menyebarkan maklumat yang mengimbau kelompok Santoso menyerahkan diri kepada aparat keamanan. “Tidak perlu lagi ngumpet-ngumpet.”
Polisi berjanji akan memperlakukan kelompok Santoso dengan baik serta diproses secara hukum dengan adil jika mereka menyerahkan diri baik-baik. “Akan diperlakukan secara manusiawi dengan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia.”
Operasi Tinombala masih memburu 21 anggota kelompok Santoso. Polda Sulawesi Tengah mengklaim sembilan anggota kelompok MIT pimpinan Santoso bisa ditangkap dalam keadaan hidup. Sedangkan 14 lain tewas akibat kontak senjata melawan aparat keamanan.
Polisi menyatakan 291 barang bukti disita dari kelompok Santoso. Terdiri atas 86 bom rakitan, 1 pucuk senjata api PBK laras panjang, 2 senjata api PBK laras pendek, 8 senjata api rakitan laras panjang, 4 senjata api rakitan laras pendek, dan 190 butir amunisi berbagai kaliber. Saat ini, kata Hari, semua tersangka masih dalam proses pemeriksaan.