TEMPO Interaktif, Bojonegoro:Tambang minyak di sumur tradisional peninggalan Belanda di Kawengan dan sumur Sukawati memberi sumbangan besar kepada pemerintah daerah. Dalam satahun, sumbangan sumur itu ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mencapai Rp 35 miliar.Berdasarkan catatan, sumur minyak Kawengan berproduksi 2.500 barel per hari. Adaoun sumur Sukowati pada 2005 produksinya mencapai 8.000 barel per-hari.Sumur Sukawati selama ini dikelola oleh Pertamina yang menggandeng Petrochina. Sedangkan sumur tradisional peninggalan Belanda dikelola Pertamina Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Timur di Cepu, Blora Jawa Tengah."Sebagian lagi dikelola masyarakat dengan peralatan tradisional," kata Bupati Bojonegoro, H Mochamad Santoso, Kamis.Menurut Santoso, dari jumlah tersebut sumbangan sumur Sukawati sebesar Rp 29 miliar. Pada 2005 lalu kapasitas produksi minyak Sukowati mencapai 2,2 juta barel. Sementara itu, sumur minyak Kawengan menyumbang pendapatan Rp 6 miliar. Berdasarkan perhitungan Pemrintah Kabupaten Bojonegoro, bagi hasil sumur Sukowati diperkirakan mencapai Rp 60 miliar. Tetapi setelah hasil produksi dipotong biaya recovery sumur Sukawati hanya menghasilkan Rp 29 miliar.Jika sumur minyak Banyu Urip di Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem beroperasi, kabupaten di lembah sungai Bengawan Solo ini akan mendapatkan tambahan pendapatan hingga sekitar Rp 700 miliar. "Kapasita produksi minyak Blok Cepu di Bojonegoro diperkirakan mencapai 160 ribu barel per hari. Blok Cepu akan berproduksi pada akhir 2008 nanti," katanya. Sunudyantoro
Salah satu manfaat utama eco enzyme adalah sebagai pembersih alami. Ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan rumah, kamar mandi, dapur, dan bahkan lantai.
Jangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok
21 Juli 2023
Jangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok
Selepas merokok, biasanya puntung rokok akan dibuang begitu saja dan menjadi limbah sekaligus sampah yang cukup meresahkan. Lalu, bagaimana jika ternyata limbah puntung rokok dapat dimanfaatkan menjadi pestisida?