Mobil Politikus PDIP Muna Diduga Ditembaki Orang Tak Dikenal
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Rabu, 25 Mei 2016 05:40 WIB
TEMPO.CO, Kendari - Mobil Toyota Kijang milik bekas Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Laode Rifai Pidansa, ditembaki orang tak dikenal. Tembakan itu menembus sisi kiri dan kanan mobil. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin kemarin, pukul 19.30 Wita.
Asrul, saksi mata sekaligus sopir mobil itu, mengatakan penembakan terjadi ketika dia hendak pulang ke rumah majikannya di Jalan Diponegoro. Dia pulang setelah mengantarkan Rifai ke Kecamatan Katobu untuk rapat konsolidasi pemungutan suara ulang Pilkada Muna. “Pak Rifai menyuruh saya pulang duluan. Dia akan menyusul pulang, diantar naik motor,” ujar Asrul, Selasa, 24 Mei 2016.
Asrul, yang ditemani dua orang, melintasi Jalan Sutan Syahrir, Kecamatan Raha. Saat itu, mobil berwarna hitam dengan nomor polisi 1019 AD tersebut diberondong peluru. Beruntung, peluru tidak mengenai para penumpang mobil. “Saya dengar ledakan dari arah kiri. Saya lihat, kaca mobil sisi kiri berlubang," ujarnya.
BACA JUGA
Duh, Adegan Suami-Istri Disiarkan Live, Penonton Bisa Coba
Dea Mirella: Aku Hancur, Menangis Tiap Dengar Suara Bayi
Karena ketakutan, Asrul tidak menghentikan laju mobilnya. Dia baru berani berhenti di tempat yang ramai. "Setelah kami cek, ternyata kaca mobil sisi kanan juga sudah lubang. Saya pastikan itu tembakan. Masa, kalau dilempar batu bisa tembus?” ujarnya.
Menurut Asrul, insiden serupa sudah beberapa kali terjadi. Sebelumnya, rumah bekas Ketua PDI Perjuangan Muna, yang menjabat selama tujuh periode itu, nyaris dibakar orang tak dikenal. Rifai merupakan ketua tim sukses dari salah satu pasangan calon bupati.
Kepala Kepolisian Resor Muna Ajun Komisaris Besar Yudith Satria mengatakan polisi masih menyelidiki peristiwa ini. Namun, berdasarkan perkiraan sementara, menurut Yudith, kaca mobil terjadi akibat lemparan batu. “Kalau ditembak pasti ada jejak. Nah, yang kami temukan di lokasi hanya batu yang mirip serpihan semen."
BACA JUGA
Heboh Kontribusi Reklamasi: Tiga Skenario Nasib Ahok
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya
Menurut informasi yang didapat Tempo, peristiwa itu diduga berkaitan dengan memanasnya situasi politik Muna menjelang pemungutan suara ulang jilid kedua. Sebab, sejak pilkada serentak pada Desember 2015, Muna belum memiliki kepala daerah definitif. Salah satu pasangan calon, Rusman Emba-Maik Ditu, menggugat kemenangan Baharuddin-Lapili ke Mahkamah Konstitusi (MK).
MK lalu memutuskan menggelar pemungutan suara ulang di tiga tempat pemungutan suara (TPS), yang disinyalir terjadi kecurangan. Pemungutan suara ulang jilid pertama dilaksanakan pada 22 Maret lalu. Namun, setelah pemungutan suara ulang digelar, lagi-lagi hasilnya digugat. MK lantas kembali memutuskan menggelar pemungutan ulang jilid kedua hanya untuk dua TPS pada Juni mendatang.
ROSNIAWANTY FIKRI
BACA JUGA
Heboh Kontribusi Reklamasi: Tiga Skenario Nasib Ahok
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya