Empat Kelebihan Ini Membuat Bahrun Naim Dianggap Berbahaya

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 15 Januari 2016 20:00 WIB

Bahrum Naim, terduga otak teror bom Sarinah. Bahrumnaim.co

TEMPO.CO, Jakarta - Bahrun Naim, terduga pemimpin teror bom di Sarinah, bukan tokoh teroris lama. Umurnya pun tergolong muda. Pria yang disebut Kepala Polda DKI Jakarta Tito Karnaivan sebagai dalang teror bom di kawasan Sarinah itu lahir di Pekalongan, 6 September 1983. Bernama asli Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo dengan dua alias, Abu Rayyan dan Abu Aisyah, ia sempat duduk di bangku kuliah. Bahrun terakhir lulus program D-3 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret. Hampir sama dengan pelaku teroris lain, Bahrun kemudian membuka bisnis warung Internet atau warnet.

Menurut Tito, Bahrun adalah orang yang berbahaya. "Dia ingin membentuk Khatibah Nusantara, yang meliputi Asia Tenggara, sehingga ia ingin rancang serangan di Indonesia sehingga dikatakan sebagai pemimpin," tuturnya di Istana Negara, Kamis, 14 Januari 2016.

Meski berusia relatif muda, Bahrun memiliki sejumlah kelebihan cukup menonjol. Tempo mencatat, setidaknya ada empat hal yang menyebabkan Bahrun layak diperhitungkan.

Bahrun Naim Dikenali Jaringan Lama

Bahrun sempat dihukum dua tahun karena menyimpan barang titipan 533 butir peluru laras panjang 7,62 mm serta 31 butir peluru senjata kaliber 9 mm. Amunisi itu diperoleh dari Purnama Putra alias Ipung alias Usamah alias Rizky yang dititipkan ketika jaringan Noordin M. Top masih kuat. Ipung adalah perantara Abdullah Sunata dengan Jamaah Islamiyah dan kerap bertemu dengan Noordin M. Top. Ipung, sejak 2006, dihukum 6 tahun penjara.

Bahrun Naim Didukung Jaringan Teroris dari Uighur dan Suriah

Salah satu anggota jaringan Bahrun Naim adalah Arif Hidayatullah. Tugas utama Arif versi polisi adalah menjadi penyokong dana. Arif Hidayatullah alias Abu Mushab ditangkap tim Densus 88 di rumahnya, Perumahan Taman Harapan Baru, Bekasi. Dari rumah kontrakan itu, dibawa enam kardus, termasuk bendera ISIS. Hasil pengembangan penangkapan Arif, Densus 88 mendatangi Kampung Duku Jaya RT 5 RW 9, Kelurahan Pejuang, dan menangkap Alli, seorang warga asing. Warga Uighur, perbatasan Cina dengan Turki, itu dibawa Arif. Arif dicurigai polisi akan dijadikan “pengantin” dalam serangan bom bunuh diri.

Penangkapan Arif merupakan pengembangan dari serangkaian penangkapan di Tasikmalaya, Banjar, Gresik, Mojokerto, serta Sukoharjo pada 19-20 Desember 2015. Polisi berhasil menciduk Abu Jundi di Sukoharjo; Zaenal dan Asep Urip di Tasikmalaya; Iwan alias Koki di Banjar; 3 orang di Mojokerto; serta 2 orang di Gresik. Koki disebut sebagai perakit bom, sedangkan Zaenal diduga akan menjadi "pengantin" bom bunuh diri. Abu Jundi sendiri, menurut polisi, mendapat dukungan dana langsung dari Suriah.

Bahrun Naim Berhubungan dengan Kelompok Santoso

Bahrun disinyalir merupakan orang yang mengunggah video kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah melalui Facebook bernama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Dalam video berdurasi 9 menit 34 detik itu, Santoso menyatakan akan mengincar Kepolisian Daerah Metro Jaya. “Yang kalian percaya atau tidak percaya, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, Panji Hitam ini akan berkibar dengan izin Allah di atas Istana Merdeka dan akan kami hancurkan Polda Metro Jaya,” ujar suara pendakwah dalam audio tersebut, yang diduga telah beredar sejak Minggu malam, 23 November 2015.

Bahrun Naim Membangun Kekuatan Hingga ke Suriah

Sebelum peristiwa bom di Sarinah, Bahrun rajin menulis di blognya, bahrunnaim.co. Pada salah satu bagian, Bahrun menceritakan perjuangannya sampai ke tanah Suriah. Ia membawa satu anak dan dua istrinya. Waktu itu, istri mudanya pergi dalam kondisi hamil.

Istri kedua Bahrun sempat diberitakan hilang pada Maret 2015. Siti Lestari, yang sedang kuliah semester terakhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta, dikabarkan terakhir bertemu dengan keluarganya pada Januari 2015. Orang tua Siti hanya menemukan rumah kontrakan anaknya dan Bahrun. Mereka tidak disetujui menikah lantaran Bahrun sudah mempunyai istri dan anak. "Informasi yang kami dapat, Bahrun sudah berangkat ke Suriah," kata Sugiran, ayah Siti, kepada Tempo, 14 Maret 2015.

EVAN | SUMBER DIOLAH TEMPO

Berita terkait

Rekomendasi 5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata di Indonesia

20 Oktober 2023

Rekomendasi 5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata di Indonesia

Selain Tragedi Bintaro, ini peristiwa Indonesia lainnya yang diadaptasi menjadi film sebagai kisah nyata (true story).

Baca Selengkapnya

Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

15 Februari 2023

Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

Ferdy Sambo divonis hukuman mati. Ia tercatat pernah menangani beberapa kasus antara lain KM 50, kebakaran gedung Kejaksaan Agung, Djoko Tjandra.

Baca Selengkapnya

Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

15 Januari 2023

Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

Tujuh tahun berlalu sejak terjadinya tragedi bom Sarinah yang menewaskan 7 orang di kawasan Sarinah, Jakarta. Ada nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

15 Januari 2023

7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

Tujuh tahun lalu, 14 Januari 2016, di siang bolong terjadi teror di pusat Kota Jakarta, dikenal sebagai bom Sarinah. Ini kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

77 Tahun Brimob Polri, Begini Rekam Jejak Anang Revandako Dankor Brimob Polri Saat ini

16 November 2022

77 Tahun Brimob Polri, Begini Rekam Jejak Anang Revandako Dankor Brimob Polri Saat ini

Anang Revandako bukanlah sosok baru di Brimob Polri. Begini rekam jejak Dankor Brimob ini hingga kini memimpin satuan tertua Polri.

Baca Selengkapnya

Tangga Karier Ferdy Sambo, Turut Tangani Kasus Bom Sarinah 6 Tahun Lalu

12 Agustus 2022

Tangga Karier Ferdy Sambo, Turut Tangani Kasus Bom Sarinah 6 Tahun Lalu

Irjen Pol Ferdy Sambo tersangka kasus pembunuhan Brigadir J. Saat berpangkat AKBP ia turut menangani kasus bom Sarinah pada januari 2016.

Baca Selengkapnya

Brandon, Anjing Pelacak Bom Thamrin Bertugas Di Formula E Jakarta

4 Juni 2022

Brandon, Anjing Pelacak Bom Thamrin Bertugas Di Formula E Jakarta

Brandon, anjing pelacak bahan peledak bertugas di Formula E. Dulu dia pernah ditugaskan untuk melacak bom di Jalan M.H. Thamrin.

Baca Selengkapnya

Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

16 Mei 2022

Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

Refly Harun mengaku dikenalkan dengan Abbi Rizal Afif oleh ustad Dewa Putu Adhi, mantan gitaris band di Bali.

Baca Selengkapnya

Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

28 Maret 2021

Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

Publik kembali dikejutkan dengan bom Gereja Katedral Makassar. Setidaknya sejak 2016 lalu serangkaian bom bunuh diri terjadi di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

8 Mei 2020

Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

McDonald's Sarinah, yang mulai beroperasi sejak 1991, bakal tutup pada 10 Mei 2020. Menjadi saksi bisu teror bom Thamrin dan kerusuhan 22 Mei 2019.

Baca Selengkapnya