Dua Anaknya Hajar Polisi, Politikus Golkar Minta Maaf  

Reporter

Senin, 4 Januari 2016 16:57 WIB

Ilustrasi penganiayaan. Elf.ru

TEMPO.CO, Makassar - Politikus Partai Golkar Makassar, Nasran Mone, meminta maaf kepada Brigadir Kepala Mulyadi dan institusi kepolisian atas perbuatan anaknya yang dilaporkan menganiaya Mulyadi di Jalan Mappanyuki, Makassar, tepatnya di depan Warkop Dottoro, Minggu, 3 Januari 2016.

Nasran menyebut perbuatan anaknya itu terjadi spontan. Karena itu, pihaknya mengharapkan kasus penganiayaan tersebut berujung damai.

Nasran mengakui kasus penganiayaan itu melibatkan kedua anaknya, yakni Irfan dan Hendra, yang kini berstatus tersangka. "Saya minta maaf atas kejadian itu, baik kepada korban maupun institusi kepolisian. Kejadian itu hanya spontanitas dan tak ada unsur kesengajaan. Keseharian anakku baik kok dan baru kali ini terlibat kasus," ucap Nasran, kepada wartawan di Warkop Phoenam Jampea, Makassar, Senin, 4 Januari 2016.

Nasran mengatakan pihaknya sedang mengupayakan jalur damai. Terlebih, Mulyadi disebutnya masih satu kampung dengannya di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Bekas legislator Makassar itu berharap Mulyadi maupun pihak kepolisian dapat menerima iktikad baik tersebut. "Saya terus usahakan mediasi," ucapnya.

Kepala Kepolisian Sektor Mariso Komisaris Choiruddin Wahid mengatakan pihaknya masih memproses kasus dugaan penganiayaan terhadap Mulyadi yang merupakan anggota Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat. Kepolisian sedang memeriksa saksi untuk menuntaskan perkara tersebut. "Kami sudah periksa korban dan akan periksa temannya yang ada di lokasi kejadian," katanya.

Choiruddin mengatakan polisi akan segera memanggil anak Nasran Mone yang sudah ditetapkan tersangka dalam kasus penganiayaan itu. Polisi masih menunggu keluarnya hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Kepolisian akan bertindak profesional dalam penanganan perkara tersebut. "Kami lakukan pemanggilan terhadap kedua tersangka pada Kamis nanti," tuturnya.

Disinggung soal upaya mediasi, Choiruddin mengatakan sudah coba dilakukan. Kepolisian mulanya ingin mempertemukan pihak korban dan kedua tersangka. Namun, polisi menilai kedua tersangka tidak memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan perkara itu secara kekeluargaan. "Tersangka tidak hadir saat proses mediasi. Kami tunggu tapi tidak datang sehingga kami putuskan secara resmi akan memanggil tersangka untuk diperiksa," ujarnya.

Kasus penganiayaan terhadap Bripka Mulyadi berawal saat korban melintas di Jalan Mappanyuki. Ia turun dari mobilnya untuk mengurai kemacetan di lorong arah Jalan Dr Sam Ratulangi-Jalan Mappanyuki. Dari belakang, ternyata ada mobil Hendra yang tidak sabaran dan terus membunyikan klakson. Mulyadi mencoba menenangkan, tapi tetap saja pelaku marah-marah.

Berselang beberapa saat, Mulyadi yang melanjutkan perjalanan masih dibuntuti pelaku yang terus membunyikan klakson. Tiba di depan Warkop Dottoro, mobil Mulyadi dihentikan. Tiba-tiba Hendra dibantu Irfan yang sedang berada di warkop, langsung menganiaya korban. Mulyadi mengaku dipukuli pada bagian kepala, punggung, dan perut. Ia tidak melakukan perlawanan dan langsung melapor ke kantor polisi.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

5 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

16 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

17 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

19 hari lalu

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu

Baca Selengkapnya

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

24 hari lalu

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

PKB Kota Makassar meraih lima kursi di DPRD kota itu pada pemilu legislatif atau Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

24 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

24 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

25 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

25 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

25 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya