TEMPO Interaktif, Solo: Dinas Perdagangan Kota Solo mengaku tidak dapat berbuat banyak setelah pengurangan kuota pasokan minyak tanah di kota itu. Pengurangan itu berakibat pada kesulitan masyarakat mendapatkan minayak tanah.Dinas Perdagangan Solo pun menyatakan tidak mampu mengontrol harga minyak tanah di tingkat pengecer. Ditingkat itu, harga kini sudah mencapai di atas Rp 3.000 -- jauh di atas harga eceran tertinggi Rp 2.315 per liter."Kami hanya bisa mengimbau masyarakat berhemat karena pengurangan kuota sampai Maret mendatang," ujar Handartono PM, Pelaksana Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Jumat (20/1). Menurut Handartono, dari pengawasan yang dilakukan memang terjadi kekurangan pasokan minyak tanah mulai tingkat agen. Sejumlah agen bahkan sudah membatasi penjualan, tanpa ada kenaikan harga.Di lapangan, masyarakat terpaksa membeli dengan harga yang lebih mahal. Di beberapa tempat harganya sudah menembus Rp 3.100 per liter. Handartono berjanji akan segera mengupayakan agar Pertamina mencabut keputusan pengurangan kuota pasokan sebanyak 9 persen tersebut. Menurut dia, Pertamina sebenarnya bisa saja mengambilkan jatah minyak tanah dari daerah di luar Solo yang masyarakatnya masih memiliki alternatif bahan bakar di luar minyak tanahseperti kayu bakar dan arang. Kelangkaan minyak tanah mulai merembet ke daerah lain, seperti Kabupaten Boyolali. Sejumlah pemilik pangkalan minyak tanah di daerah tersebut mengaku tidak lagi memiliki persediaan minyak tanah menyusul penguranganpasokan hingga separuh lebih dari jatah yang biasa mereka terima. Seorang pemilik pangkalan minyak Teras, Boyolali, sejak dua pekan lalu hanya menerima pengiriman sebanyak 2.000 liter dari jatah yang seharusnya dia terima sebanyak 5.000 setiap pekan. imron rosyid