Perguruan Tinggi Swasta Bermasalah Selesai Akhir Desember  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Minggu, 29 November 2015 07:25 WIB

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. ANTARA/Risky Andrianto

TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir kembali mengingatkan agar perguruan tinggi swasta yang dinonaktifkan segera berbenah. Sepanjang tahun 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menonaktifkan 243 perguruan tinggi swasta bermasalah.

Meski begitu, pihaknya mendorong agar mereka berstatus aktif. “Sekarang yang nonaktif tinggal 119 perguruan tinggi. Target saya, 31 Desember harus selesai,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir di Universitas Airlangga, Surabaya, Sabtu, 28 November 2015. Ia menyebutkan provinsi dengan perguruan tinggi paling banyak berstatus nonaktif berturut-turut adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Perguruan tinggi yang masih berstatus nonaktif kini memasuki ranah pembinaan. Dalam tahap pembinaan ini, mereka harus memperbaiki sistem yang ada, dari pembelajaran hingga dosennya. “Mapping kami sudah jelas, pembinaan sudah dilakukan untuk semua Kopertis dan berjalan dengan baik. Jadi tidak ada lagi perguruan tinggi nonaktif. Semua harus menjadi aktif,” ujarnya.

Nasir menegaskan, kampus nonaktif tetap diberikan kesempatan untuk melakukan proses pengajaran. Ia menyebutkan dua syarat dalam berkegiatan selama status suatu perguruan tinggi masih nonaktif. Pertama, mereka tidak diperbolehkan menerima mahasiswa baru sebelum prosesnya berubah menjadi baik. Kedua, dalam pembinaan ini, perkuliahan harus selalu terselenggara dan penyelenggaraan wisuda selalu dilaporkan ke Kopertis. “Ini semua harus kita kontrol agar semua perguruan tinggi menjadi ‘sehat’.”

Adapun Kemenristek Dikti tetap tak memberikan ampun bagi perguruan tinggi yang melakukan kecurangan alias bodong. “Bagi perguruan tinggi yang curang atau fraud, akan segera saya tutup,” tutur Nasir.

Secara umum, perguruan tinggi dinonaktifkan karena tiga faktor. Yakni rasio mahasiswa dan dosen tidak seimbang; terjadi konflik di yayasan yang melahirkan dua ketua yayasan dan dua rektor; serta proses pembelajarannya tidak sesuai seperti perkuliahan jarak jauh.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

4 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

3 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

8 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

9 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya