Warga Nduga Papua: Kelaparan, Sakit, dan Makan Ternak Mati  

Reporter

Jumat, 27 November 2015 09:03 WIB

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua menyerahkan bantuan kepada korban krisis pangan di Kabupaten Puncak, Lani Jaya dan Nduga, 17-19 Juli 2015. (Foto: BNPB)

TEMPO.CO, Wamena - Kematian yang terjadi di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, dengan data jumlah korban yang cukup banyak membuat pemerintah kabupaten setempat dan Kepolisian Resor Jayawijaya turun langsung ke lokasi tersebut untuk memastikan data jumlah korban meninggal.

Di samping menggali informasi mengenai jatuhnya korban jiwa, tim kesehatan dari Polres dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Kepolisian Daerah Papua dibantu tim kesehatan dari Distrik Mbua, melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat di tiga distrik, yaitu Mbua, Mbuyalma, dan Distrik Ndal.

Wartawan Jubi yang berkesempatan ikut bersama rombongan Polres Jayawijaya dan Kepala Distrik Mbua melalui jalan darat dari Wamena ke Mbua sejak Rabu sore, 25 November 2015, dengan perjalanan yang ditempuh kurang-lebih selama lima jam, untuk melihat langsung kondisi yang terjadi di Distrik Mbua. Kamis, 26 November 2015, sejak pukul 07.00, waktu Papua, pengecekan data dan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat dimulai dengan melibatkan kurang-lebih tujuh tenaga medis, baik dari Polres dan Polda Papua maupun tim kesehatan dari Distrik Mbua sendiri.

Diawali dengan pertemuan antara Kapolres Jayawijaya, Kepala Distrik Mbua, beserta para masyarakat dan tokoh gereja, kebenaran data yang muncul dari berbagai pihak dilakukan kecocokan secara bersama. Dari pertemuan tersebut, sesuai keterangan dari tokoh gereja atau ketua klasis, bahwa korban meninggal yang disampaikan dari masyarakat dan diketahui sebanyak 44 orang baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun sesuai pendataan yang dilakukan tim kesehatan di Distrik Mbua, Nduga, korban meninggal baru terdata sebanyak 32 orang. Namun hal itu masih akan dicek lagi kebenarannya.

Dari hasil pertemuan itu juga, ketua klasis menyebutkan awal terjadinya kematian masyarakat di Distrik Mbua karena kelaparan dan perubahan cuaca hingga terserang penyakit. Selain itu, hasil kebun masyarakat yang tidak berhasil, banyaknya hewan ternak, seperti babi dan ayam yang mati. Warga pun memakan daging ternak yang sudah mati itu.

“Jadi, korban meninggal itu bukan hanya dari Distrik Mbua saja, tetapi dari dua distrik pemekaran Mbua lainnya yaitu distrik Mbuyalma dan Ndal. Namun jumlah korban jiwa yang beredar di luar, kami masyarakat dan pihak gereja juga kaget,” kata salah seorang tokoh masyarakat di Distrik Mbua, dalam pertemuan yang digelar di lapangan terbang Distrik Mbua, Kamis, 26 November 2015.

Kapolres Jayawijaya Ajun Komisari Besar Semmy Ronny Thabaa menjelaskan, untuk menindaklanjuti peristiwa meninggalnya puluhan warga di Distrik Mbua, hasil investigasi sementara gabungan antara Polres Jayawijaya dan Pemerintah Kabupaten Nduga, dalam hal ini tim kesehatan di Distrik Mbua, bahwa data awal yang diperoleh sementara 32 orang yang sudah meninggal dunia. Namun diakui Semmy, data ini masih dapat berubah, tim masih akan bekerja untuk klarifikasi dan kroscek data yang didapat di tempat kejadian perkara di distrik ini.

Semmy menyebutkan, korban meninggal belum jelas penyebabnya. Namun data awal disebutkan dari hasil pertemuan yaitu karena kemarau panjang yang menyebabkan kebun masyarakat tidak berhasil, sehingga ternak-ternak, seperti babi dan ayam yang mati sempat dikonsumsi masyarakat.

<!--more-->

Selain itu, diduga kuat karena masyarakat terserang penyakit-penyakit akibat perubahan dari musim kemarau panjang ke musim penghujan, sehingga penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan lain-lain, membuat masyarakat khususnya anak-anak bayi dan balita, yang daya tahan tubuhnya kurang karena kekurangan gizi ditambah dengan kondisi daerah yang belum steril dari perubahan cuaca, lantas mudah terserang ISPA.

“Dua hal ini yang menjadi indikasi kuat yang dilakukan sementara ini. Hingga kini tim dari pemerintah daerah sedang bekerja, dan Polres Jayawijaya sendiri mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas, memberikan dukungan kepada pemerintah, tim medis untuk bisa bekerja lebih leluasa di mana hasilnya akan dilaporkan oleh pemerintah daerah,” kata Kapolres.

Wakil Bupati Nduga Frans R. Kristantus yang turut hadir di Distrik Mbua dari Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, dengan menggunakan pesawat juga melakukan dialog dengan masyarakat setempat. Dari percakapan dengan tokoh gereja dan masyarakat, disampaikan pula bahwa hal yang sama terjadi di Mbua. Untuk itu, masyarakat meminta pemerintah daerah Nduga dapat segera mengatasi kejadian ini, sehingga tidak berlanjut di kemudian hari.

“Selama ini kan informasi yang beda-beda, jadi nanti kita akan cocokan dari berbagai sumber tentang jumlah korban jiwa ini, karena ada tim dari kesehatan distrik, kabupaten bahkan provinsi, gereja, kepala distrik sendiri. Kita akan sinkronkan dulu datanya, pemda juga berharap tenaga-tenaga yang ada di distrik ini juga proaktif untuk menyampaikan informasi, sehingga kita bisa menyampaikan data ke tingkat lebih atas baik gubernur maupun pusat,” kata Wakil Bupati Nduga.

Untuk kebutuhan masyarakat sendiri seperti bahan makanan dan obat-obatan, Wakil Bupati mengakui pemerintah daerah akan coba untuk tanggulangi itu semua, karena dengan peristiwa ini kemarau panjang membuat hasil kebun masyarakat tidak berhasil, bahkan ternak pun ikut mati dan akhirnya harus dikonsumsi masyarakat.

“Kita akan cocokan dulu data yang muncul dari pemerintah daerah, distrik, tim kesehatan, dan juga gereja untuk selanjutnya akan dikoordinasikan ke pemerintahan lebih tinggi lagi. Untuk kebutuhan masyarakat sendiri, pemda akan segera melakukan inventarisir barang serta melakukan koordinasi dengan provinsi untuk bantuan yang akan dikirimkan ke Distrik Mbua ini,” ujar Frans Kristantus.

Wakil Bupati pun menambahkan, pemerintah daerah menginginkan agar pemerintahan di tingkat distrik harus lebih proaktif melaporkan kejadian yang terjadi, agar kejadian ini tidak lagi terulang di kemudian hari.

TABLOIDJUBI.COM

Berita terkait

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit

Baca Selengkapnya

Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

17 April 2022

Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

Pemerintah Provinsi Papua akan memulangkan 142 mahasiswanya yang kuliah di luar negeri karena tidak menyelesaikan studi tepat waktu.

Baca Selengkapnya

Bappeda Papua Sebut Pemkot Akan Dapat Jatah Dana Otsus Lebih Besar

12 Desember 2021

Bappeda Papua Sebut Pemkot Akan Dapat Jatah Dana Otsus Lebih Besar

Pemkab dan Pemkot di Papua akan mendapatkan kewenangan pengelolaan dana otonomi khusus (otsus) lebih besar dari Pemprov.

Baca Selengkapnya

KPK-Fitra Sepakat Tingkatkan Pengawasan Anggaran Di Papua

20 Mei 2021

KPK-Fitra Sepakat Tingkatkan Pengawasan Anggaran Di Papua

KPK dan Seknas Fitra memberikan sejumlah rekomendasi yang harus dijalankan oleh Pemprov Papua dan Pemprov Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.

Baca Selengkapnya

Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.

Baca Selengkapnya

Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.

Baca Selengkapnya