Lereng Wilis Aman, Tapak Tilas Soedirman Digelar Desember

Reporter

Sabtu, 21 November 2015 15:29 WIB

Jenderal Soedirman dalam tandu saat memimpin perang gerilya. Sejarah-negara.com

TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memutuskan tetap menggelar kegiatan tapak tilas rute gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman tahun ini. Kegiatan tahunan ini sempat dievaluasi karena maraknya kebakaran hutan di lereng Gunung Wilis yang menjadi rute gerak jalan tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Kediri Nurmuhyar memastikan kegiatan tapak tilas Jenderal Soedirman dilaksanakan awal Desember 2015. Kegiatan tahunan yang sebelumnya dilaksanakan setiap November ini terpaksa diundur sambil menunggu situasi lereng Gunung Wilis benar-benar aman.

MANUVER SETYA NOVANTO
Catut Nama Jokowi, Setya Novanto Mundur dari DPR, Rupanya...
Catut Nama Presiden, Inilah Pengusaha Teman Setya Novanto


"Kami sudah mendapat izin dari Perhutani untuk menggelar acara awal bulan depan,” kata Nurmuhyar kepada Tempo, Sabtu, 21 November 2015. Menurut informasi yang dia dapat, Perhutani memastikan tak ada lagi titik api pada awal Desember lantaran diperkirakan curah hujan di wilayah Gunung Wilis mulai tinggi.

Hanya saja, Perhutani meminta panitia acara mewaspadai medan licin. Dalam kegiatan tapak tilas ini, setiap peserta diwajibkan menyusuri rute perjalanan Jenderal Soedirman mulai di jalanan beraspal di tengah Kota Kediri hingga memasuki hutan di lereng Gunung Wilis yang berakhir di Desa Bajulan, Loceret, Kabupaten Nganjuk.

Pada pelaksanaan sebelumnya, panitia mematok jarak 45 kilometer. Penentuan rute didasarkan survei tim pencinta alam dan sejarawan. Seiring perkembangan zaman, rute yang disesuaikan dengan angka tahun kemerdekaan Republik Indonesia itu makin diperpendek hingga 25 kilometer. “Banyak rute yang mulai tak aman,” tutur Nurmuhyar.

BACA JUGA
Presiden Sukarno Suka Lukisan Affandi, Beli dengan Nyicil

Syuting di Jepang, Haruka JKT48 Malah Dikira Orang Indonesia


Panitia mewajibkan peserta memakai atribut pejuang, baik pakaian maupun tandu. Para peserta umumnya berasal dari kalangan pelajar, pekerja, pegawai negeri, dan TNI/Polri. Nurmuhyar juga memastikan semua peserta akan mendapat perlindungan asuransi selama mengikuti kegiatan itu.

Pemerintah tak ingin kecolongan lagi dengan insiden kecelakaan yang melibatkan rombongan peserta beberapa tahun lalu yang menewaskan satu orang. Tetap digelarnya kegiatan ini mendapat apresiasi masyarakat yang tiap tahun menjadi peserta. Mereka sempat kecewa lantaran pemerintah daerah mengevaluasi kegiatan ini karena kebakaran yang melanda lereng Gunung Wilis.

"Semoga benar dilaksanakan awal bulan depan," ucap Waras, anggota Karang Taruna Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, yang rutin mengikuti kegiatan tersebut secara beregu.

HARI TRI WASONO


BERITA MENARIK
Akun Facebook Diblokir, Benarkah Wanita Ini ISIS?

Haru, Cowok Ini Nikahi Abu Kekasih, Mungkinkah Cinta Sejati?







Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

20 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

46 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

50 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya