Di Mana Posisi Bung Tomo Saat Pertempuran 10 November?  

Reporter

Selasa, 10 November 2015 13:25 WIB

Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS

TEMPO.CO, Jakarta - Di mana posisi Sutomo saat Pertempuran 10 November berkecamuk? Pertanyaan itu selalu dilontarkan Tempo kepada narasumber selama menyusun "Edisi Khusus Hari Pahlawan Bung Tomo Soerabaja di Tahun 45", yang terbit Senin, 9 November 2015.

Wajar jika banyak orang menanyakan hal itu. Sebab, Bung Tomo, dalam pose orasinya, menjadi ikon Hari Pahlawan. Pendek kata, ingat Hari Pahlawan, ingat Bung Tomo. Namun, selama sebulan menggali bahan, tidak ada keterangan yang pasti.

"Dia di tengah pertempuran, bersama laskar," kata Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo. Laskar yang dia maksud adalah Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia, yang Sutomo bentuk pada 12 Oktober 1945. Anggotanya adalah rakyat kecil, seperti tukang becak dan penjual soto. Namun Bambang tidak menjelaskan posisi tempur mereka di mana. "Mungkin di markas mereka di Jalan Biliton."


Baca juga:
Bung Tomo: Pekik Allahuakbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Delea Mahasiswa UNJ Terakhir Bertemu dengan Lelaki Gemuk


Dalam Bung Tomo, Dari 10 Nopember 1945 ke Orde Baru—kumpulan karangan yang terdiri atas 425 halaman, Sutomo sendiri tidak menceritakan detail serangan Sekutu yang menewaskan sampai 16 ribu warga Surabaya itu.

Jawaban baru muncul saat Tempo membalik-balik halaman Revolt in Paradise karangan K'tut Tantri. Seniman kelahiran Amerika Serikat yang lama tinggal di Bali itu berada di Surabaya saat Sekutu membombardir Surabaya. Lepas dari tahanan Jepang—perempuan berdarah Skotlandia itu dituduh mata-mata, K'tut bergabung dengan Barisan Pemberontakan sebagai penyiar Radio Pemberontakan, khusus siaran berbahasa Inggris.

K'tut, saat itu 47 tahun, bertahan di studio Radio Pemberontakan di Jalan Mawar di tengah Surabaya sampai 14 November 1945, sebelum mengungsi ke selatan. "Saat itu Bung Tomo sudah pindah ke Malang dan siaran dari sana," ujar K'tut dalam bukunya. "Surabaya tidak aman bagi dia karena Sekutu telah menjanjikan hadiah besar untuk orang yang menangkapnya."

Dari Malang, pekikan Bung Tomo tidak berhenti berkumandang. Pidatonya diputar berulang-ulang. Terdengar tidak hanya di Surabaya, tapi sampai ke Yogyakarta dan Jakarta. "Darah pasti banyak mengalir. Jiwa pasti banyak melayang. Tetapi pengorbanan kita ini tidak akan sia-sia, Saudara-saudara. Anak-anak dan cucu-cucu kita di kemudian hari, insya Allah, pasti akan menikmati segala apa hasil daripada perjuangan kita ini," tuturnya pada 10 November.

REZA MAULANA


Baca juga:
Hijaber Cantik UNJ Tewas, Ini Alasan Delea ke Bandung
Bung Tomo: Pekik Allahuakbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal



Advertising
Advertising

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

2 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

4 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

7 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

15 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

18 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

28 hari lalu

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

38 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya