Musim Kebakaran Hutan, Napak Tilas Soedirman Dievaluasi  

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 23:01 WIB

Pementasan drama kolosal perjuangan Jenderal Besar Soedirman dalam rangka memperingati HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-70 di Lapangan Puputan Margaran, Denpasar, Bali, 5 Oktober 2015. Jokowi juga menginginkan adanya modernisasi alat utama sistem persenjataan atau alutsista. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Kediri – Kebakaran yang sering melanda lereng Gunung Wilis memaksa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kediri mengevaluasi kegiatan tahunan napak tilas rute gerilya Jenderal Soedirman.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kediri Nurmuhyar mengatakan kebakaran yang terjadi berulangkali di lereng Gunung Wilis menjadi ancaman bagi peserta napak tilas yang rencananya akan digelar pada 22 November 2015. Sebab sebagian besar jalur napak tilas menyisir lereng Wilis wilayah Kediri hingga Nganjuk.

Nurmuhyar masih memantau perkembangan situasi di lereng Gunung Wilis setelah kebakaran hebat bulan lalu. Titik api juga sempat muncul akhir pekan lalu walaupun bisa langsung dipadamkan oleh aparat Perhutani dan Kepolisian Sektor Mojo. “Akan kami kaji kegiatan napak tilas itu,” kata Nurmuhyar, Selasa, 27 Oktober 2015.

Ada beberapa skema yang telah dipersiapkan Dinas Pariwisata untuk menghindari jalur yang rawan kebakaran hutan. Pertama, menunda pelaksanaan napak tilas hingga menunggu situasi memasuki musim penghujan. Kedua, panitia menyeleksi peserta napak tilas dengan hanya memilih yang memiliki pengalaman dan kemampuan pendakian. “Selama ini kan siapapun boleh ikut,” katanya.

Kegiatan napak tilas Jenderal Soedirman merupakan agenda tahunan Pemerintah Kota Kediri sejak puluhan tahun lalu. Napak tilas melibatkan berbagai instansi mulai TNI, Polri, mahasiswa, pelajar, anak-anak, hingga masyarakat umum. Rute yang ditempuh dari Kediri hingga Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.

Masing-masing peserta baik perorangan maupun kelompok juga diwajibkan memakai atribut Jenderal Soedirman, seperti pakaian pejuang hingga mengusung tandu. Jika pada awalnya rute ini menempuh jarak 45 kilometer, panitia mulai menurunkan menjadi 25 kilometer saat kondisi rute tak lagi aman.

Terkait kondisi hutan di lereng Gunung Wilis yang kerap terjadi kebakaran, masyarakat berharap pemerintah menutup sementara jalur pendakian di kawasan itu. Selama ini Gunung Wilis menjadi lokasi favorit para pendaki untuk menikmati eksotisme keindahan alamnya. “Lebih baik ditutup dulu daripada memakan korban seperti Gunung Lawu,” kata Sutikno, warga Kecamatan Mojo.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

14 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

39 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

44 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya