Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja (kedua kiri) berjalan meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, 28 September 2015. Kedatangan Pramono Anung untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) atas nama dirinya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung tak ambil pusing terhadap pihak-pihak yang menghina pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia justru berterima kasih kepada pihak yang menyebut pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla lemah dan bodoh.
"Lebih baik bodoh dan lemah tapi bekerja, daripada pintar tapi tak bekerja," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu, 21 Oktober 2015.
Pramono mengaku tak tahu siapa yang mengeluarkan pernyataan seperti itu. Namun ia memastikan pemerintah telah bekerja keras untuk masyarakat dan negara. "Intinya pemerintah ini bekerja dan kuat," ujar Pramono.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengatakan pemerintah sekarang tak kejam seperti Orde Baru, tapi lemah dan bodoh. Fahri mengatakan hal itu kepada mahasiswa yang berunjuk rasa memperingati satu tahun pemerintahan Jokowi-JK di depan gedung parlemen. (Baca: Fahri Hamzah: Pemerintahan Jokowi Tak Kejam, tapi Lemah dan Bodoh)
Para demonstran menuntut agar DPR menggelar sidang istimewa untuk melengserkan pemerintahan Jokowi-JK. Namun permintaan itu langsung ditolak Fahri. Menurut dia, parlemen tidak bisa begitu saja melengserkan presiden.