LSM Sebut Tahun Ini KPK Terburuk Sepanjang Sejarah

Rabu, 21 Oktober 2015 23:17 WIB

Aktivis membentang poster dukungan untuk KPK di depan Palais Hotel, Bandung, Jawa Barat, Minggu 25 Januari 2015. Aliansi Bandung Untuk Indonesia menggalang dukungan rakyat melawan rezim korup di depan hotel milik keluarga Budi Gunawan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Dadang Trisasongko menilai kondisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini berada di titik paling buruk sepanjang sejarah keberadaannya.

“Evaluasi dari aktivis gerakan antikorupsi dan pakar hukum, banyak hal (di KPK--) yang sebetulnya tidak ada progress bahkan turun. KPK punya kewenangan sesuai Undang-undang, tapi kalau tidak ada proteksi politik ya hancur,” ujar Dadang dalam acara konsolidasi nasional gerakan antikorupsi di Jakarta pada Rabu, 21 Oktober 2015.

Dadang mengatakan pernyataan dari Presiden Jokowi untuk menghentikan kriminalisasi dalam kasus kriminalisasi pimpinan KPK sudah jelas dan tegas. Namun demikian, ia melihat tidak ada dukungan politik dari DPR untuk menguatkan kinerja KPK. Justru, kata dia, dukungan datang dari masyarakat dan organisasi pegiat antikorupsi.

Pada Maret 2015 lalu, ujar Dadang, bersamaan dengan tindakan polisi menetapkan Bambang Widjojanto dan Abraham Samad sebagai tersangka, semua aktivis gerakan antikorupsi melakukan konsolidasi gerakan antikorupsi. Pada konsolidasi tersebut, disepakati perlunya memperkuat gerakan sosial di bidang ini.

“Kami kini bergerak di lapangan, ada yang mendampingi wali murid untuk mengontrol sekolah, ada yang mengawasi APBD dan seterusnya,” kata dia.

Hal senada disampaikan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar. Dia membenarkan sinyalemen bahwa KPK tampak dilemahkan pada 2015 ini. Menurut Haris, upaya tersebut tampak dengan penetapan Bambang Widjojanto dan Abraham Samad menjadi tersangka. Ia menilai dua petinggi KPK tersebut dipidanakan untuk menghentikan kinerja dari KPK.

Memandang satu tahun kepemimpinan Jokowi, Haris menilai tidak ada kebijakan koordinasi yang dilakukan Jokowi untuk menangani masalah-masalah berkaitan dengan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia. “Mungkin 4 tahun ke depan masih ada Jokowi, tapi kalau tidak ada kebijakan koordinasi, hati kami ngenes, 4 tahun ke depan ya seperti setahun ini,” kata dia.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

21 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

23 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya