LBH Sulit Cari Saksi Pembunuhan Salim Kancil, Ini Alasannya

Reporter

Jumat, 16 Oktober 2015 13:14 WIB

Sejumlah tersangka aksi kekerasan terhadap aktivis petani penolak tambang di tunjukkan di depan jurnalis di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Surabaya, 30 September 2015. 22 pelaku penganiayaan ditahan usai melakukan kekerasan pada dua aktivis penolak tambang pasir Salim Kancil dan Tosan. FULLY SYAFI

TEMPO.CO, Surabaya - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Jawa Timur, akan mendampingi aktivis penolak tambang, Tosan, saat menjalani pemeriksaan oleh polisi sebagai saksi. Hal yang sama juga dilakukan LBH terhadap Tijah dan 13 warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, yang akan menjadi saksi penganiayaan dan pembunuhan aktivis penolak tambang, Salim alias Kancil.

"Kami akan menjadi pengacara untuk mereka," ujar kordinator Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya LBH Surabaya, Abdul Wachid Habibullah, kepada Tempo, Jumat, 16 Oktober 2015.

Karena itu, langkah selanjutnya yang dilakukan LBH adalah melakukan pelaporan-pelaporan kepada polisi agar tidak ada pembiaran dalam kematian Salim. Selain itu, LBH akan melakukan pendampingan saat korban diperiksa kepolisian serta mengajukan bukti dan saksi. "Terutama terkait dengan pihak polisi yang kami duga melakukan pemberian saat Salim dianiaya sampai meninggal," ucap Wachid.

Wachid kemudian memberikan contoh saat LBH Surabaya meminta konfirmasi pernyataan Kepala Desa Selok Awar-awar Hariono yang menyatakan uang hasil penambangan liar itu mengalir ke Salim. Padahal, saat dikonfirmasi, uang tersebut tidak pernah diterima Salim Kancil, tapi hanya ke Hariono. "Hal-hal yang tidak benar itulah yang kami cari tahu kebenarannya," tuturnya.

Meskipun begitu, Wachid mengaku sangat sulit mencari orang-orang yang mau bersaksi dalam kasus pembunuhan Salim dan penambangan liar. Hal ini karena warga Desa Selok Awar-awar banyak yang mengalami trauma sehingga takut bersaksi.

"Saya seminggu sekali ke Lumajang untuk mendampingi mereka bersaksi di Polres Lumajang dan memberikan pendekatan agar mereka tidak takut lagi," katanya.

Sebelumnya, kasus penambangan liar ini diusut menyusul kasus penganiayaan yang dialami dua warga Desa Selok Awar-awar penolak aktivitas dan keberadaan tambang pada Sabtu, 26 September 2015. Satu di antaranya, yakni Salim, 52 tahun, tewas dalam penganiayaan itu.

Salim dkk sebenarnya pernah mengadu menerima ancaman kepada kepolisian setempat pada 10 September 2015. Ancaman tersebut terbukti dengan adanya penganiayaan. Seorang saksi bahkan mengaku melihat mobil patroli polisi ketika Salim dianiaya di balai desa. Namun mobil itu hanya melintas.

EDWIN FAJERIAL

Baca juga:

Pembunuh Ibu dan Anak di Cakung Ternyata Tetangga Belakang

Ingin Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Ahok Tiru Nabi Muhammad





Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

59 menit lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

15 jam lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

15 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

15 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

18 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

19 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

20 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

20 jam lalu

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

Pelaku pembunuhan perempuan di Bandung yang mayatnya dimasukkan dalam koper membeli koper usai menghabisi nyawa korban.

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

1 hari lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya