Brimob Belum Ditarik dari Desa Salim Kancil, Ini Alasannya

Reporter

Kamis, 15 Oktober 2015 19:27 WIB

Massa yang tergabung dalam aliansi Sedulur Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim (52) alias Kancil yang terjadi pada Sabtu 26 September 2015 di depan Gedung DPRD Kota Malang, 28 September 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Deputi Keamanan Nasional Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Brigadir Jenderal Polisi Wakin Mardi Wiyono, mengatakan masyarakat di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah kondusif.

"Masyarakat sudah bisa bekerja seperti biasa dan tidak timbul friksi di antara beberapa kelompok," kata Wakin, yang pernah menjabat Kepala Kepolisian Resor Lumajang pada 1999, Kamis, 15 Oktober 2015.

Dia mengasumsikan ada beberapa kelompok saat ini. Kelompok itu berbeda pandangan dan mempunyai keluhan masing-masing.

Menurut Wakin, beberapa kelompok itu antara lain kelompok keluarga orang yang ditahan, kelompok keluarga korban, kelompok penambang yang dihentikan, kelompok penambang yang punya izin, dan kelompok penambang ilegal. "Semua kelompok itu mempunyai pekerja, sehingga dimungkinkan muncul potensi konflik di antara kelompok tersebut," ujarnya.

Harapan kelompok-kelompok ini semua bisa bekerja lagi nanti. "Keluhannya juga berbeda-beda," tuturnya. Dengan alasan tersebut, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anton Setiadji memandang masih perlu dukungan pengamanan dari Brimob.

Menurut Wakin, Kapolda Jawa Timur menyatakan sementara ini bantuan keamanan operasional (BKO) dari Brimob dipandang masih mempunyai nilai positif di sini. Pertimbangannya, jika kondisi mendadak berubah. Saat ditanya sampai kapan Brimob akan berada di Desa Selok Awar-awar, Wakin mengatakan pasti akan ada evaluasi. "Sesuai dengan evaluasi Kapolda. Kalau sudah dipastikan aman, akan ditarik," ucapnya.

Wakin mengatakan sebenarnya anggota Brimob yang menjaga dan mengamankan juga ingin berkumpul dengan keluarganya kembali. "Yang jaga di sini sebenarnya juga bosan meninggalkan keluarga, maunya pulang, semua maunya enak, tapi jangan seenaknya," katanya. Namun Brimob punya tanggung jawab untuk melakukan pengamanan.

Berdasarkan pantauan Tempo, puluhan anggota Brimob Polda Jawa Timur masih terus melakukan pengamanan di desa. Sejumlah personel dari Polres Lumajang serta kepolisian sektor pun masih melakukan penjagaan, terutama di rumah Tosan serta rumah almarhum Salim Kancil.

Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Mundzir Ismail mengatakan pengamanan dan perlindungan sudah dilakukan kepada saksi dan korban, yang difasilitasi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.

Seorang warga, Anshori, mengatakan sebenarnya situasi sudah kondusif. Warga yang selama ini menjadi sasaran pengancaman sudah tidak lagi merasa terintimidasi. "Sudah tidak ada intimidasi, tapi masih ada rasa takut," ujarnya.

DAVID PRIYASIDHARTA


Berita terkait

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

3 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

6 jam lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

12 jam lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

2 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

3 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

3 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

3 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

3 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

3 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya