Aceh Singkil: Penghasil Kayu, Pernah Diguncang Gempa Kuat
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 14 Oktober 2015 13:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Aceh Singkil, di tepi Samudra Indonesia sempat terhindar dari terjangan gelombang tsunami Desember 2004. Tapi tiga bulan berikutnya Aceh Singkil tak kuasa menahan gempa 8,2 skala Richter. Hampir semua bangunan ambruk dan rusak total.
Aceh singkil mulanya belum menjadi wilayah kabupaten. Baru tahun 1956 di Jakarta, seorang anggota DPR Aceh Selatan, Almelz menyampaikan keunggulan Aceh Singkil. Menurutnya dilihat dari segi sejarah, geografis, ekonomi, Kebudayaan dan politis, serta aset yang dimiliki Kewedanaan Singkil sudah sepantasnya statusnya ditingkatkan menjadi Kabupaten.
Tahun 1957, partai politik, ormas, alim ulama dan cendekiawan Kewedanaan Singkil memutuskan dalam pertemuannya dan sepakat membentuk Panitia Aksi Penuntut Kabupaten Otonomi Singkil.
Pemerintah akhirnya menyetujui peningkatan status daerah dari Kedewanan ke Perwakilan Kabupaten, dengan dikeluarkannya : Surat Keputusan DPRD-GR Kabupaten Aceh Selatan No. 003/DPRD-GR/1968. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh No. 04/DESES/1969 tanggal 1 Mei 1969.
Akhirnya wilayah Aceh Singkil baru disahkan sebagai kabupaten pada 20 April 1999 melalui penetapan Undang-undang No. 14 tahun 1999.
Kabupaten Aceh Singkil sendiri memiliki batas wilayah administrasi yang meliputi sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan.
Dengan luas daerah 1.857,88 Km2, Kabupaten Aceh Singkil mempunyai 11 Kecamatan, 16 Mukim, dan 120 Desa. Kepulauan yang menjadi bagian dari Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak.
Kabupaten ACeh Singkil terkenal sebagai penghasil kayu yang produktif. Liputan Majalah Tempo Juni 2005 memberi gambaran kota Singkil. Setelah gempa kuat tahun 2005 Kota Singkil tak berubah: ketika laut pasang, air masuk ke jalan, rumah, dan membasahi tempat tidur. Saat surut, rumah-rumah berlumpur.
Sedangkan keributan pembakaran gereja yang terjadi di Desa Sukamakmur Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Gunung Meriah pada Selasa, 13 Oktober 2015 memiliki luas 224,30 km . Kecamatan Gunung Meriah merupakan wilayah Kabupaten Aceh Singkil dengan penduduk terbanyak. Setidaknya sampai sensus penduduk tahun 2013, dari total penduduk kabupaten Aceh Singkil mencapai 110.706, penduduk, kecamatan Gunung Meriah lah yang terbesar mencapai 29,88 persen atau 33.079 penduduk.
Dari jumlah warga tersebut, gereja yang berdiri di Kabupaten Singkil sampai 2013 sebanyak 21 unit. Sedangkan masjid tercatat sebanyak 142 unit, dan meunasah sebanyak 155 unit. Jumlah gereja terbanyak di Kecamatan Gunung Meriah dan Simpang Kanan, masing-masing mencapai empat buah.
Sedangkan untuk tingkat kabupaten, total pemeluk agama Islam sampai tahun 2013 sebanyak 104.924 sedangkan penganut Kristen tercatat 12.946 orang. Khusus di Kecamatan Gunung Meriah, penduduk muslim berjumlah 34.185 orang, dan warga kristen sebanyak 1.403 orang.
EVAN/PDAT Sumber Diolah Tempo,BPS Aceh Singkil