Menteri Kabinet Jokowi Dicurigai Ingin Gulingkan KPK

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 11 Oktober 2015 14:44 WIB

Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana Widodo, bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Ibu Mufidah Kalla, saat pemotretan bersama Kabinet Kerja di halaman Istana Negara, Jakarta, 27 Oktober 2014. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai saat ini hampir semua kekuatan politik berniat untuk menjatuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Refly mengungkapkan hal ini ketika ditanya ihwal munculnya draf Rancangan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Baik Dewan Perwakilan Rakyat maupun pemerintah saling lempar tanggung jawab tentang pemilik draf RUU KPK itu. "Saya kira itu sama. Saat ini semua kekuatan politik ingin menghabisi KPK," kata Refly uai diskusi Konstitusi dan Demokrasi (KoDe) Inisiatif di Jakarta, Minggu, 11 Oktober 2015.

Satu-satunya yang bisa menjadi sandaran, menurut Refly, hanyalah Presiden Joko Widodo. Menurut Refly, masyarakat dan semua pihak harus menagih janji Presiden Jokowi dalam memberantas korupsi. “Kunci untuk menghentikan pengguliran draf RUU KPK ini adalah presiden,” kata Refly.

Menurut Refly, banyak pembantu presiden yang juga ingin memperlemah KPK. Banyak menteri pada Kabinet Presiden Jokowi berasal dari partai politik. KPK, menurut Refly, merupakan satu-satunya lembaga independen yang berani dalam memberantas korupsi. Refly mencontohkan KPK berani menangkap dan mengusut korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara, seperti DPR dan menteri.

Refly menilai revisi Undang-Undang KPK bukanlah prioritas. Substansi RUU KPK tersebut juga ditengarai Refly bertujuan untuk melemahkan KPK. "Sekarang saya tanya, penguatannya di mana. Mana pasal yang menunjukkan penguatan," kata Refly.

Refly menjabarkan ada lima hal yang dianggap justru membatasi ruang gerak KPK. Umur KPK yang hanya 12 tahun, KPK tidak lagi memiliki hak untuk menuntut, penyadapan harus atas izin pengadilan negeri, kasus yang ditangani hanya yang di atas Rp 50 miliar, dan yang terakhir penyidik harus dari jaksa dan kepolisian. Dari semua poin yang dijabarkan, menurut Refly, tidak ada yang memperkuat KPK.

Badan Legislasi DPR membahas RUU KPK pada 6 Oktober 2015 lalu. Sebanyak 45 anggota DPR mengusulkan agar UU KPK direvisi. Anggota DPR yang mengusulkan revisi: 15 anggota dari Fraksi PDI Perjuangan, 9 anggota dari Fraksi Partai Golkar, 2 anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, 5 anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, 12 anggota Fraksi Partai NasDem, dan 3 anggota Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

6 menit lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

26 menit lalu

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

KPK memeriksa Direktur Utama PT Taspen Antonius N. S. Kosasih dalam kasus dugaan korupsi kegiatan investasi fiktif perusahaan pelat merah itu.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

31 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

1 jam lalu

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

KPK membuka peluang menghadirkan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

2 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

3 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

3 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

4 jam lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya