Kabut Asap, TNI Bikin Kanal Penghadang Api Ribuan Kilometer

Reporter

Jumat, 9 Oktober 2015 10:08 WIB

Alat berat dioperasikan untuk membuat kanal blocking di kawasan Jembatan Nusa Tiga di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, 30 September 2015. Presiden Joko Widodo memerintahkan pembangunan kanal blocking sepanjang 7 km di kawasan tersebut guna mencegah kebakaran hutan dan lahan secara efektif. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Palembang - Satuan tugas penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan dari Mabes TNI dan Kodam II Sriwijaya membangun kanal baru dan menormalkan fungsi kanal lama. Tujuannya untuk menghentikan lompatan api ke areal yang belum terbakar. Pogram canal blocking dan normalisasi fungsi kanal itu diklaim berhasil menekan jumlah titik api di wilayah Sumatera Selatan.

Kepala Penerangan Kodam II/Swj Kolonel Arh Syaepul Mukti Ginanjar menyatakan TNI menempatkan lebih dari seribu personel di wilayah pusat kebakaran dalam beberapa bulan ini. "Hanya saja kami terhambat oleh minimnya alat berat," katanya, Jumat, 9 Oktober 2015.

Satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Musi Banyuasin (Muba) telah melaksanakan pembuatan kanal dengan lebar 25 meter di Desa Medak, Kecamatan Bayung Lencir, yang saat ini sudah mencapai 25 kilometer.



Program normalisasi kanal berupa pembersihan parit selebar 3 meter sepanjang 15 kilometer dilakukan anggota Babinsa Koramil Bayung Lencir bersama dengan anggota Yonkav 5 Serbu dan karyawan perusahaan. Sementara itu, di Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), juga telah dilaksanakan pembuatan kanal primer sejauh 38,144 kilometer dan kanal sekunder sejauh 106,309 kilometer oleh Satgas dari Yonif 330/Kostrad.

Satgas Yon Armed 10/Kostrad di Kecamatan Air Sugihan telah mengerjakan kanal primer sepanjang 1.055, 1 kilometer lebar 12 meter, dengan kedalaman 3 meter dan kanal sekunder sepanjang 2.784,84 kilometer dengan lebar 6 meter dan kedalaman 3 meter. "Marinir di Kecamatan Muara Medak Kab. mengerjakan sebanyak 24 kanal dengan panjang masih-masing kanal antara 500 meter sampai 2.600 meter."

Kepala BPBD Sumatera Selatan Yulizar Dinoto mengatakan pihaknya telah mengerahkan tujuh helikopter dan pesawat water bombing serta satu pesawat Casa untuk menurunkan hujan buatan di Sumatera Selatan. Meskipun langkah tersebut terbilang belum terlalu efektif, ia menjamin langkah tersebut dapat menekan jumlah titik api. Apalagi saat ini pihaknya telah mendapat bantuan personel Satgas lebih dari 3000 personel. "Upaya pemadaman berlangsung masif," ujar Yulizar.

PARLIZA HENDRAWAN

Berita terkait

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

28 hari lalu

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

Hingga 10 Maret, LRT Palembang telah mengangkut 740.041 penumpang.

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

29 Desember 2023

Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

Libur sekolah kali ini, anak-anak di Palembang meramaikan wahana permainan di OPI Mall hingga kawasan Sungai Musi.

Baca Selengkapnya

Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

16 Desember 2023

Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

Boekit Gandus menjadi tujuan para pehobi kemping, trekking-hiking, hingga mancing di Kota Palembang.

Baca Selengkapnya

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

18 November 2023

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengungkapkan fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

30 Oktober 2023

Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

Penyemprotan sebagai respons terhadap tingginya tingkat pencemaran udara di Kota Palembang, yang mencapai angka 310 pada ISPU.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya